Dr. drg. Rurie Ratna Shantiningsih, M.DSc berhasil meraih peringkat ketiga terbaik dalam ujian Structured Oral Case Analysis (SOCA). Ujian ini diselenggarakan pada 30 Juni–1 Juli 2025 di Surabaya sebagai bagian dari rangkaian ujian kompetensi spesialis radiologi kedokteran gigi.
SOCA merupakan metode penilaian terstruktur berbasis kasus yang dirancang untuk mengukur kemampuan klinis dan analisis peserta didik. Ujian ini menjadi salah satu tahapan penting dalam menyelesaikan pendidikan spesialis di bidang radiologi kedokteran gigi.
Sejak tahun 2022, Rurie menempuh pendidikan spesialis radiologi kedokteran gigi di Universitas Airlangga. Keputusan ini ia ambil untuk meningkatkan kapasistas dan mengembangkan ilmu sekaligus memenuhi kebutuhan institusi tempatnya saat ini bekerja.
Ibarat peribahasa, berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian—adalah kalimat yang cocok untuk menggambarkan perjuangan Rurie. Bagaimana tidak, selain sebagai mahasiswa residen, ia juga merupakan dosen yang diberi tanggung jawab sebagai Ketua Prodi Profesi Dokter Gigi.
Dalam menjalani perannya sebagai Kaprodi, Rurie mengaku sangat terbantu dengan keberadaan partner kerja yang dapat diandalkan. Rekan kerja yang sigap dan suportif memudahkannya dalam berbagi tugas dan tanggung jawab.
Di tengah kesibukannya, ia tetap berkomitmen untuk menyelesaikan pendidikannya tepat waktu. Tantangan finansial akibat harus bolak-balik Yogyakarta–Surabaya, ditambah beban tanggung jawab institusi, justru semakin meningkatkan motivasinya untuk menyelesaikan pendidikan ini.
Dirinya menyebut manajemen waktu dan multitasking sebagai kunci keberhasilannya dalam menempuh ujian SOCA. “Setelah tanggung jawab sebagai dosen sudah selesai dikerjakan, saya tidak boleh lupa akan kewajiban sebagai mahasiswa residen untuk belajar,” ucap Rurie.
Menjadi peringkat ketiga terbaik dalam ujian SOCA merupakan pencapaian yang tidak hanya membanggakan secara akademik, tetapi juga menjadi bukti ketangguhan dalam menghadapi tantangan. “Saya sangat bersyukur akhirnya bisa menyelesaikan tugas belajar yang paling berat dari seluruh fase pendidikan yang pernah dijalani,” pungkasnya.
Penulis: Fajar Budi Harsakti