Berita

/

Berita Terbaru, SDG 3, SDG 4

Revolusi Kedokteran Gigi dengan Teknologi Laser Erbium YAG

Saat ini, teknologi terus menghadirkan kemajuan besar dalam dunia kedokteran gigi, salah satunya melalui laser berbasis Erbium YAG. Kemajuan teknologi ini dibahas dalam seminar “Enhancing Dentistry with Laser-Assisted Treatment” di Hotel RA Suites Simatupang, Jakarta, pada 5 Oktober 2024. Kegiatan ini menghadirkan dokter gigi seluruh Indonesia untuk belajar secara langsung mengenai manfaat teknologi ini yang menawarkan perawatan gigi lebih presisi, nyaman, dan minim rasa sakit.

Dalam rangka mendukung terciptanya pendidikan yang berkualitas, FKG UGM mengirimkan delegasinya yaitu drg. Henytaria Fajrianti, Sp.KG, dosen Departemen Konservasi Gigi FKG UGM. Seminar ini memperkenalkan laser Erbium YAG sebagai solusi inovatif dalam prosedur restorasi dan endodontik. “Laser ini memungkinkan pembersihan karies tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya dan membuat pengalaman perawatan lebih nyaman bagi pasien,” ujar drg. Henytaria.

Selain restorasi, teknologi ini efektif dalam pemotongan jaringan lunak dan perawatan saluran akar dengan presisi tinggi dan minim invasi. “Penggunaan Erbium YAG dalam konservasi gigi adalah lompatan besar. Tidak hanya mempercepat prosedur, tetapi juga meningkatkan kualitas hasil perawatan,” tambahnya.

Dengan adanya seminar ini, FKG UGM turut serta dalam mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs tujuan ke-3 (Kesehatan yang baik dan kesejahteraan) dan tujuan ke-4 (Pendidikan yang berkualitas). Dengan menghadiri seminar ini, harapannya FKG UGM mampu memberikan pendidikan yang baik bagi para mahasiswa dan memberikan pelayanan perawatan gigi yang aman dan nyaman. 

Kontributor: drg. Henytaria Fajrianti, Sp.KG | Penulis: Diva Luthfiana

Tags

Bagikan Berita

Berita Terkait
12 July 2025

Sepotong Cerita dari Pulau Buton

11 July 2025

Persiapan Pembukaan Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi

11 July 2025

drg. Tiffany: Setiap Co-Ass Ada “Jeglongannya” Masing-Masing