Berita

/

Artikel, Berita Terbaru

Rehabilitasi Oral dengan Gigi Tiruan Sebagian Immediate pada Kasus Periodontitis Kronis

Gigi tiruan sebagian lepasan (removable partial denture / RPD) adalah solusi prostodonsia yang sering dipakai untuk menggantikan gigi yang hilang. Tujuan utamanya mencakup pengembalian fungsi pengunyahan, estetika, fonetik, dan kenyamanan bagi pasien. Namun, agar gigi tiruan dapat berfungsi optimal dan bertahan lama, faktor oklusi—yakni bagaimana gigi tiruan berinteraksi dengan gigi antagonis dan jaringan penyangga—memegang peranan kunci dalam kestabilan dan kenyamanan pemakaian.

Oklusi yang buruk (terlalu tinggi, tidak merata, atau adanya kontak yang traumatik) bisa menyebabkan beberapa efek negatif: tekanan berlebih pada jaringan mukosa atau sisa alveolus, kegoyahan gigi yang masih ada, trauma pada jaringan periodontal, iritasi luka operasi (jika immediate denture), serta ketidaknyamanan dalam fungsi seperti mengunyah dan pengucapan.

Studi Kasus: Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Immediate pada Pasien dengan Periodontitis Kronis

Dalam artikel dari Jurnal MKGK FKG UGM berjudul “Perawatan gigi tiruan sebagian lepasan immediate pada pasien dengan periodontitis kronis”, yang ditulis oleh Adi Kristanto Tandadjaja dan Prof. Dr. drg. Haryo Mustiko Dipoyono, MS, Sp.Pros(K) dan Dr. drg. Suparyono Saleh, Sp. Pros(K) serta Dr. drg. Endang Wahyuningtyas, M.S., Sp.Pros(K) dijelaskan bahwa pasien dengan periodontitis kronis mengalami kegoyangan gigi derajat tinggi dan kehilangan beberapa gigi yang signifikan. Penanganan melalui pencabutan gigi dan pemasangan gigi tiruan sebagian lepasan secara immediate dilakukan dengan tujuan segera mengembalikan fungsi pengunyahan dan estetika. “Pada anamnesa, pemeriksaan klinis, dan rehabilitasi protesa gigi tiruan sebagian lepasan dengan immediate pencabutan gigi 17 dan 36 dengan hasil insersi: gigi tiruan retentif dan stabil, tidak ada traumatik oklusi, dan baik secara estetik.

Keterangan tambahan dari studi tersebut:

  • Kontrol 24 jam pasca pemasangan menunjukkan tidak ada keluhan, tidak ada pendarahan, dan gigi tiruan tidak menekan luka. 
  • Kontrol selanjutnya menunjukkan luka telah menutup dengan sempurna dan pasien melaporkan kepuasan karena fungsi pengunyahan telah kembali. 

Analisis: Bagaimana Oklusi Mempengaruhi Kestabilan

Berdasarkan studi tersebut dan literatur umum prostodonsia, berikut ini beberapa mekanisme di mana oklusi mempengaruhi kestabilan gigi tiruan:

Aspek OklusiDampak jika Tidak OptimalImplikasi pada Gigi Tiruan / Periodontitis
Kontak Oklusal (tinggi/rendah)Jika gigi tiruan terlalu tinggi → kontak prematur → tekanannya berlebih pada gigi tiruan & jaringan penyangga, menyebabkan gigi geligi yang tersisa bisa menjadi lebih goyang. Jika terlalu rendah → tidak ada dukungan yang cukup → tiruan bisa longgar.Dalam studi, disebut bahwa tidak ada traumatik oklusi → ini berarti penyesuaian oklusi sangat penting agar stabilitas & kenyamanan tercapai. 
Distribusi BebanBeban harus merata agar tidak ada bagian yang menerima tekanan yang berlebihan. Distribusi tidak merata bisa mempercepat kerusakan pada jaringan mukosa atau sisa alveolus.Immediate denture membantu cepat mengembalikan fungsi mengunyah dan distribusi beban, selama oklusi telah disesuaikan dengan baik. 
Adaptasi Jaringan PeriodontalPada pasien dengan periodontitis kronis, jaringan periodontal sudah melemah. Kontak yang salah bisa memperparah kegoyahan.Studi menunjukkan setelah pemasangan immediate partial denture dan pemeriksaan oklusi, gigi tiruan dapat retentif dan stabil, tanpa trauma oklusi. 
Komfort dan FungsiOklusi yang buruk bisa membuat pasien merasakan sakit, kesulitan mengunyah atau berbicara, dan rasa tidak nyaman saat tidur atau selama fungsi sehari-hari.Dalam kasus studi, fungsi pengunyahan kembali dan pasien merasa puas karena tidak ada keluhan setelah kontrol. 

Praktik Klinis: Rekomendasi untuk Memastikan Oklusi yang Baik

Agar oklusi mendukung kestabilan gigi tiruan terutama dalam kasus immediate denture dan periodontitis kronis, berikut langkah-praktis yang dapat diambil:

  1. Perencanaan Pra-Operatif yang Teliti
    • Evaluasi kondisi periodontal gigi sisa; identifikasi gigi yang goyah, resesi, dan derajat pergerakan.
    • Analisis oklusi antagonis dan ruang bebas oklusal (free-way space), agar dapat mendesain tiruan dengan tinggi yang sesuai.
  2. Pencetakan Model Kerja yang Presisi
    • Model cetakan harus menangkap morfologi soket gigi yang dicabut dan sisa alveolus dengan benar agar tiruan bisa pas dan stabil.
  3. Penyesuaian Oklusi pada Waktu Pemasangan
    • Pastikan tiruan tidak menghasilkan kontak oklusal traumatik; lakukan occlusal adjustment jika diperlukan.
    • Periksa oklusi dalam kondisi statis dan dinamika: waktu mengunyah, saat membuka menutup rahang.
  4. Kontrol Pasca Pemasangan
    • Kontrol segera (24 jam) untuk mengecek ada tidaknya tekanan pada jaringan atau luka.
    • Kontrol berkala untuk melihat adaptasi jaringan, penyusutan alveolus, dan kemantapan retensi oklusi.
  5. Perawatan Periodontal Pendukung
    • Karena pasien periodontitis kronis memiliki jaringan penyangga yang melemah, perawatan periodontal harus dilakukan (scaling, perawatan akar, kontrol plak) agar oklusi tidak menjadi faktor tambahan kerusakan.

***

Oklusi adalah salah satu faktor penentu dalam kestabilan dan retensi gigi tiruan, terutama pada pasien dengan kondisi jaringan periodontal yang sudah terkompromi seperti periodontitis kronis. Dengan desain yang tepat, penyesuaian oklusi yang hati-hati, dan kontrol klinis yang sistematis, gigi tiruan sebagian lepasan immediate dapat menghasilkan tiruan yang retentif dan stabil, tanpa traumatik oklusi, baik secara estetika maupun fungsi, sebagaimana ditunjukkan dalam studi kasus UGM. 

Referensi
MKGK, Adi Kristanto Tandadjaja, Prof. Dr. drg. Haryo Mustiko Dipoyono, MS, Sp.Pros(K), Dr. drg. Suparyono Saleh, Sp. Pros(K), Dr. drg. Endang Wahyuningtyas, M.S., Sp.Pros(K), Perawatan gigi tiruan sebagian lepasan immediate pada pasien dengan periodontitis kronis, https://jurnal.ugm.ac.id/mkgk/article/download/55744/31197

Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik

Tags

Bagikan Berita

Berita Terkait
30 Oktober 2025

Dukung Inklusivitas, Mahasiswa FKG UGM Belajar Bahasa Isyarat

30 Oktober 2025

FKG UGM Tingkatkan Kapasitas Bencana Lewat Monitoring Penanggulangan Kebakaran oleh BPBD DIY

28 Oktober 2025

Prof. drg. Suryono, SH., MM., Ph.D Menyampaikan Pandangan AFDOKGI Terkait UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan

id_ID