Berita

/

Berita Terbaru

Raih Silver Winner di Anugrah Ditsainstek 2025 Prof. drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D, Konsisten di Jalan Sunyi Riset Biomedis

Di balik ruang laboratorium yang senyap dan proses eksperimen yang berulang, Prof. Ika begitu akrab disapa telah menempuh jalan panjang yang tidak selalu terlihat publik. Guru Besar FKG UGM ini memilih konsistensi sebagai pijakan utama: menekuni riset biomedis berbasis karbonat apatit selama puluhan tahun, hingga hasilnya benar-benar menyentuh kebermnafaatan pasien.

Keputusan itu ia ambil sejak awal karier akademiknya. Bagi Prof. Ika, menjadi ilmuwan bukan soal berpindah dari satu topik ke topik lain yang sedang populer, melainkan bertahan dan mendalami satu bidang hingga akar terdalamnya. “Kalau sudah memilih jalur riset, ya harus konsisten di situ,” ujarnya. Prinsip itulah yang kemudian melahirkan berbagai inovasi di bidang graf tulang dan biomaterial.

Hasil riset Prof. Ika tidak berhenti sebagai publikasi ilmiah. Salah satu karyanya, graf tulang GamaCHA (Gamma Carbonate Hydroxyapatite), telah diproduksi secara berkelanjutan sejak 2014 dan digunakan di berbagai rumah sakit di seluruh Indonesia. Produk tersebut bahkan masuk e-katalog nasional, memungkinkan pemanfaatannya oleh pasien BPJS, sebuah capaian yang jarang diraih riset perguruan tinggi.

Perjalanan menuju hilirisasi itu bukan proses singkat. Riset graf tulang Prof. Ika dilisensikan sejak 2012 kepada perusahaan rintisan UGM, PT Swaya Saprakarsa. Dua tahun kemudian, produk mulai diproduksi massal. Seiring berkembangnya kebutuhan klinis, riset tersebut melahirkan turunan lain, mulai dari Seraspone, hemostatic sponge untuk operasi dental dan bedah umum, hingga Serafold, membran biomedis yang kini telah mengantongi izin edar.

Bagi Prof. Ika, hilirisasi riset bukan sekadar soal bisnis atau komersialisasi. Ia memaknainya sebagai bentuk tanggung jawab moral ilmuwan terhadap masyarakat. “Kalau riset hanya berhenti di jurnal, manfaatnya sangat terbatas. Padahal pasien membutuhkan solusi nyata,” katanya.

Namun, jalan itu tidak selalu mulus. Prof. Ika kerap menyoroti tantangan sistemik riset di Indonesia, terutama skema pendanaan jangka pendek yang tidak sejalan dengan sifat riset eksperimental. Ia menilai, riset tidak bisa dipaksa selesai dalam hitungan bulan hanya demi memenuhi luaran administratif. “Proses berpikir dan eksperimen itu butuh waktu. Tidak bisa disederhanakan,” ujarnya.

Prof. Ika juga kritis terhadap minimnya keterlibatan industri sejak tahap awal riset. Menurutnya, industri cenderung baru datang ketika produk sudah hampir jadi dan menjanjikan keuntungan. Padahal, kolaborasi sejak awal justru dapat mempercepat lahirnya inovasi yang relevan dan aplikatif.

Di tengah berbagai keterbatasan itu, Prof. Ika tetap memilih bertahan di jalur riset. Ia bahkan kerap mengingatkan mahasiswa dan peneliti muda agar tidak menjadi “ilmuwan Ajinomoto istilah yang ia gunakan untuk menggambarkan peneliti yang ingin cocok di semua bidang, tetapi tidak mendalam di satu keahlian pun.

Keteguhan itu kini berbuah pengakuan. Setelah meraih penghargaan penerima kategori Ilmuwan Senior Terbaik di Bidang STEM Prof. drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D. Silver Winner pada Anugerah Ditsainstek 2025. Meski demikian, ia menganggap penghargaan bukan tujuan akhir. Baginya, keberhasilan riset diukur dari keberlanjutan produk dan dampaknya bagi pasien.

“Selama produk itu masih diproduksi dan dipakai, artinya riset itu hidup,” tuturnya.

Prof. Ika masih terus aktif mengawal pengembangan produk, melakukan optimasi produksi agar lebih terjangkau, serta membimbing generasi muda agar berani tekun di jalan riset. Sebab baginya, inovasi besar tidak lahir dari loncatan cepat, melainkan dari kesetiaan pada satu bidang yang dijalani dengan sabar, konsisten, dan penuh tanggung jawab.

(Reporter: Andri Wicaksono, Fotografi: Fajar Budi Harsakti & Tangkapan Layar Official Youtube Kemedikti Sainstek)

Tags

Bagikan Berita

Berita Terkait
22 Desember 2025

FKG UGM Hadiri Academic Visit and Exchange Program 2025 di Chulalongkorn University, Thailand

22 Desember 2025

Reuni ‘Parkiran Waras’ FKG UGM, Merajut Nostalgia Alumni Lintas Angkatan

21 Desember 2025

Kesehatan Mulut pada Individu dengan Gangguan Tidur

id_ID