Keamanan pasien merupakan aspek fundamental dalam praktik kedokteran gigi modern, terutama terkait penggunaan radiasi ionisasi. Modalitas pencitraan seperti dental X-ray, panoramic radiografi, maupun Cone Beam Computed Tomography (CBCT) telah menjadi alat diagnostik esensial. Namun, paparan radiasi meskipun kecil tetap membutuhkan penerapan prinsip proteksi radiasi yang ketat untuk meminimalkan risiko jangka pendek maupun jangka panjang.
Pentingnya Pengendalian Radiasi dalam Praktik Kedokteran Gigi
Radiasi ionisasi memiliki kemampuan menimbulkan efek biologis pada sel, mulai dari perubahan struktur DNA hingga potensi risiko karsinogenik jika terjadi paparan kumulatif. Walaupun dosis radiasi dari pemeriksaan dental relatif rendah dibandingkan modalitas medis lainnya, penggunaan yang berulang pada populasi yang luas menuntut adanya sistem proteksi yang aman, terukur, dan efektif.
Pasien, khususnya anak-anak, wanita hamil, dan individu dengan kebutuhan pemeriksaan berulang, memerlukan perhatian lebih karena sensitivitas biologis yang lebih tinggi.
Upaya Proteksi Radiasi dalam Radiografi Gigi
Proteksi radiasi dilakukan berlandaskan prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable), yang mengutamakan pengurangan dosis radiasi seminimal mungkin tanpa mengurangi kualitas diagnostik. Upaya proteksi dapat meliputi:
- Optimasi teknik pemeriksaan, termasuk parameter eksposi, posisi pasien, dan kualitas sensor.
- Penggunaan alat perlindungan seperti apron timbal dan thyroid collar ketika diperlukan.
- Pemeliharaan dan kalibrasi rutin terhadap unit X-ray untuk memastikan performa yang aman.
- Pengendalian jarak dan posisi operator, terutama dalam penggunaan alat portable.
Salah satu aspek yang semakin diperhatikan ialah keamanan pada penggunaan portable dental X-ray, yang memerlukan protokol proteksi yang lebih ketat karena operator cenderung berada lebih dekat dengan sumber radiasi.
Penelitian Terkait
Temuan dari penelitian dari mahasiswa FKG UGM, Sefhana Naufal D dengan bimbingan drg. Ryna Dwi Yanuaryska, Ph.D. dan drg. Rellyca Sola Gracea,Sp.RKG. berjudul “Usaha Proteksi Radiasi Dalam Penggunaan Portable Dental X-ray Unit Bagi Pekerja Radiasi” menekankan bahwa penggunaan X-ray portable harus menerapkan prosedur proteksi radiasi yang tepat, termasuk peningkatan pemahaman operator terhadap risiko paparan dan pentingnya penggunaan jarak aman, pelindung radiasi, serta evaluasi dosis secara berkala.
***
Keamanan radiasi dalam praktik gigi merupakan aspek fundamental yang tidak boleh diabaikan. Meskipun dosis radiografi gigi umumnya rendah, prinsip seperti ALARA, proteksi fisik, justifikasi pemeriksaan, dan kontrol kualitas harus diterapkan untuk meminimalkan risiko bagi pasien dan tenaga medis. Perangkat portabel menuntut perhatian lebih terhadap proteksi radiasi operator dan lingkungan. Praktik ini tidak hanya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi tetapi juga mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan dalam kesehatan, inovasi, dan pendidikan.
Referensi
SEFHANA NAUFAL D, drg. Ryna Dwi Yanuaryska, Ph.D., drg. Rellyca Sola Gracea,Sp.RKG., Usaha Proteksi Radiasi Dalam Penggunaan Portable Dental X-ray Unit Bagi Pekerja Radiasi, https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/204582
Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik