Berita

/

Berita Terbaru, SDG 17, SDG 3, SDG 4, SDG 9

Prof. Dr. Witjes Dari The University Medical Center Groningen Sajikan Kuliah di Departemen Bedah Mulut & Maxillofacial FKG UGM

drg. Anrizandy Narwidina, M.DSc, Sp.KGA, Ph.D selaku kepala Unit Kerja Sama dan International Affairs dalam sambutannya, mengucapkan terima kasih kepada tim yang terdiri dari akademik, urusan mahasiswa dan kerjasama atas kerja keras selama ini. Prof. Witjes hadir sebagai representatif dan tokoh penting dalam program Maxillofacial Oncology. Acara bertajuk “Strategi Contemporary di Maxilla Facil Oncology: Proses Penilaian untuk Pembangunan Faksional” diharapkan membawa keberhasilan lebih lanjut.

drg. Poerwati Soetji Rahajoe, Sp.B.M.M., Subsp. T.M.T.M.J.(K), Ph.D selaku Kepala Departemen Bedah Mulut dan Maxillofacial dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dan selamat datangĀ  kepada Prof. Witjes dalam kunjungannya ke Yogyakarta khususnya di FKG UGM. Dengan pengalaman klinis dan ilmiah, harapannya kolaborasi ini dapat berlanjut lebih lama dan meningkatkan kerja sama dengan University of Groningen.

Guest Lecture Prof. Dr. Witjes

Prof. Dr. Witjes dari University Medical Center Groningen menyampaikan kuliah tamu tentang strategi kontemporer dalam onkologi maksilofasial, dengan fokus pada gangguan oral yang berpotensi ganas, termasuk leukoplakia dan eritroplakia. Beliau membahas prevalensi, faktor risiko, dan tingkat transformasi ganas dari kondisi-kondisi ini, menekankan bahwa eksisi bedah atau perawatan laser CO2 adalah satu-satunya perawatan yang efektif, sekaligus memprediksi kemajuan di masa mendatang dalam metode skrining dan alat penilaian risiko. Selama sesi tanya jawab, Prof. Dr. Witjes menjawab pertanyaan klinis tentang pilihan pengobatan, karakteristik leukoplakia verukosa proliferatif, dan protokol tindak lanjut berdasarkan penilaian risiko.

Prof. Dr. Witjes disambut sebagai dosen tamu untuk seri dua hari tentang strategi kontemporer dalam onkologi maksilofasial di fakultas kedokteran gigi. drg. Anrizandy Narwidina, M.DSc, Sp.KGA, Ph.D dan drg. Poerwati Soetji Rahajoe, Sp.B.M.M., Subsp. T.M.T.M.J.(K) menyampaikan sambutan, sebagai bentuk penghormatan atas kedatangan Prof. Dr. Witjes dari University Medical Center Groningen, Belanda. Prof. Dr. Witjes, yang memiliki latar belakang yang mengesankan, termasuk diangkat sebagai Profesor Head and Neck oncology pada tahun 2021, beliau berterima kasih kepada para tuan rumah atas sambutan yang hangat dan mengapresiasi hubungan jangka panjang dengan departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG UGM.

Tinjauan Umum Gangguan Oral yang Berpotensi Ganas

Gangguan oral yang berpotensi ganas, menjelaskan pergeseran terminologi dari “lesi praganas” menjadi lebih mencakup kondisi yang meningkatkan risiko kanker bahkan tanpa lesi yang terlihat. Ia menjelaskan berbagai jenis termasuk leukoplakia (bercak putih), eritroplakia (bercak merah), dan leukoplakia verukosa proliferatif, menekankan bahwa leukoplakia adalah diagnosis klinis yang dibuat dengan eksklusi ketika tidak ada penyebab lain yang dapat diidentifikasi. Prof. Dr. Witjes menjelaskan bahwa warna lesi memberikan wawasan tentang proses yang mendasarinya – bercak putih biasanya menunjukkan penebalan lapisan keratin, sementara bercak merah menunjukkan penipisan atau peningkatan vaskularisasi, dengan eritroplakia membawa risiko kanker yang sangat tinggi.

Penilaian Risiko Keganasan Leukoplakia

Prof. Dr. Witjes membahas prevalensi leukoplakia di seluruh dunia, yang sekitar 1% pada populasi umum, tetapi bervariasi secara signifikan tergantung pada populasi pasien yang diteliti. Ia menjelaskan bahwa risiko konversi keganasan berkisar antara 1,4% hingga 15% tergantung pada jenis lesi, dengan leukoplakia verukosa proliferatif memiliki risiko yang sangat tinggi meskipun seringkali tidak menunjukkan displasia pada biopsi. Prof. Dr. Witjes menekankan pentingnya mempertimbangkan tampilan klinis di samping histopatologi, Beliau menjelaskan bahwa di Belanda tingkat konversi telah dihitung sekitar 2,7% selama 10 tahun, dan memprediksi bahwa penilaian risiko di masa mendatang akan semakin bergantung pada penanda molekuler, analisis mutasi DNA, dan model kecerdasan buatan, alih-alih hanya penilaian dysplasia.

Kemajuan dalam Pengobatan dan Skrining Leukoplakia

Prof. Dr. Witjes membahas masa depan pengobatan leukoplakia, menekankan pentingnya biopsi untuk diagnosis sekaligus memprediksi pergeseran ke arah metode skrining di rumah seperti sikat gigi yang dapat digunakan sendiri oleh pasien. Ia menjelaskan bahwa eksisi bedah atau perawatan laser CO2 adalah satu-satunya pengobatan yang efektif untuk leukoplakia, dengan uji coba acak di Italia menunjukkan hasil yang menjanjikan untuk pengangkatan melalui pembedahan dibandingkan pendekatan tunggu dan lihat. Tindak lanjut rutin sangat penting, dengan program skrining menunjukkan penurunan 27% dalam mortalitas kanker mulut pada populasi berisiko tinggi.

Penulis: Andri Wicaksono | Foto: Fajar Budi Harsakti

Tags

Bagikan Berita

Berita Terkait
10 Desember 2025

Mahasiswa FKG UGM Raih Juara 2 di International Dental Quiz di Universitas Syiah Kuala, Aceh

10 Desember 2025

FKG UGM ke ‘Kota Bengawan’, Kawal Persiapan Pembukaan Program Studi Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi FKG UMS

9 Desember 2025

Perawatan Resesi Gingiva Dengan Teknik Minimal Invasif

id_ID