Berita

/

Artikel, Berita Terbaru

Perawatan Orthodontia pada Pasien dengan Gangguan Tidur

Gangguan tidur (sleep disorders) dapat berkaitan erat dengan kondisi mulut dan struktur rahang. Salah satu gangguan yang paling relevan dalam konteks ortodontia adalah bruxism, yaitu kebiasaan menggertak atau menggesekkan gigi yang sering berlangsung saat tidur. Bruxism dapat menimbulkan beban berlebihan pada gigi, menyebabkan keausan, fraktur gigi, kerusakan jaringan periodontal, dan dapat memperburuk maloklusi atau mempengaruhi stabilitas hasil ortodontik.

Dalam menangani pasien dengan bruxism yang juga memerlukan perawatan ortodonti, strategi perawatan harus mempertimbangkan efek dari beban oklusal berlebihan selama tidur. Studi yang pada Jurnal MKGK FKG UGM yang ditulis oleh Siska Septania Krisnanda, drg. Soekarsono Hardjono, Sp Ort(K) dan Dr. drg. Sri Suparwitri, SU, Sp.Ort(K) adalah sebuah kasus “Perawatan Ortodontik Cekat pada Pasien disertai Bruxism dengan Teknik Edgewise yang dikombinasikan dengan Trainer for Braces” di UGM memberikan wawasan klinis bagaimana kombinasi alat bisa digunakan untuk menangani kondisi ini. 

Studi Kasus: Ortodontia + Bruxism

Menurut studi tersebut:

  • Seorang pasien wanita usia 21 tahun mengalami: crowding, protrusi bidental, deep overbite, konstriksi rahang, gigi 47 dalam kondisi linguoversi, dan kebiasaan bruxism
  • Diagnosis: maloklusi Angle Kelas I dengan hubungan skeletal Kelas I disertai bruxism. 
  • Rencana terapi: perawatan ortodontik cekat teknik Edgewise, ditambah Lingual Arch Bar untuk ekspansi rahang dan koreksi posisi 47, serta penggunaan Trainer for Braces (T4B) untuk membantu mengurangi efek bruxism selama perawatan. Jurnal Universitas Gadjah Mada+2Jurnal Universitas Gadjah Mada+2
  • Hasil dalam 8 bulan: perbaikan crowding di rahang atas dan bawah, ekspansi rahang tercapai, posisi 47 yang linguoversi membaik, overjet dan overbite sedikit menurun (dari ~3,7 mm menjadi ~3,5 mm) meskipun perawatan masih berjalan. 
  • Kesimpulan penulis: kombinasi alat ortodontik cekat dengan Trainer for Braces efektif membantu koreksi maloklusi pada pasien dengan bruxism. 

Mekanisme Hubungan Bruxism dan Perawatan Orthodontia

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan ketika mengelola pasien ortodontia dengan bruxism:

  1. Beban Oklusal Tambahan
    Selama tidur, gerakan bruxism memberikan gaya berulang tinggi ke permukaan oklusal gigi. Bila gigi sedang dalam pergerakan ortodontik, gaya ini dapat mengganggu proses remodeling tulang atau menyebabkan stres tambahan pada jaringan pendukung.
  2. Stabilitas & Risiko Relapse
    Gigi yang dirawat dan diposisikan ulang bisa terdorong kembali atau mengalami efek negatif jika tekanan oklusal tidak dikendalikan.
  3. Kerusakan Suara & Fraktur
    Bruxism bisa mempercepat keausan braket, kawat, atau bahkan membuat komponen ortodontik rusak, sehingga perawatan menjadi lebih sulit.
  4. Adaptasi Alat Tambahan (Splint / Trainer)
    Penggunaan alat seperti splint, night guard, atau Trainer for Braces (T4B) dapat membantu meredam tekanan oklusal dan melindungi struktur gigi selama tidur.

Strategi Perawatan Orthodontia pada Pasien dengan Gangguan Tidur / Bruxism

Berikut langkah strategi yang dapat digunakan klinis:

  1. Evaluasi Awal Kondisi Bruxism
    • Riwayat pasien: kebiasaan menggertak, suara saat tidur, nyeri rahang.
    • Pencitraan radiografis, model gigi, analisis oklusal.
    • Jika perlu kolaborasi dengan spesialis tidur (sleep medicine) untuk identifikasi gangguan tidur sekunder (misalnya sleep apnea, obstruksi saluran napas).
  2. Desain Orthodontik yang Tahan
    • Gunakan kawat, bracket, dan material dengan daya tahan tinggi.
    • Penggunaan strategi desain archwire dan bending yang meminimalkan stres konsentrat.
  3. Alat Pelindung / Mitigasi Bruxism
    • Gunakan Trainer for Braces (T4B) di malam hari bersamaan dengan perawatan cekat, seperti dalam studi kasus. 
    • Alternatif: night guard, splint oklusal, alat lain yang bisa dipasang bersamaan dengan bracket tanpa mengganggu pergerakan gigi.
  4. Monitoring & Penyesuaian Dinamis
    • Kontrol rutin untuk memeriksa kondisi braket, kawat, serta adaptasi pasien terhadap alat pelindung.
    • Penyesuaian gaya jika ada tanda stres berlebih atau kerusakan alat.
  5. Manajemen Risiko dan Edukasi Pasien
    • Edukasi pasien tentang pentingnya mengurangi stres, teknik relaksasi, dan pemeliharaan alat.
    • Pantau gejala lain yang terkait gangguan tidur (ngorok, kelelahan siang hari) untuk perawatan holistik.

Tantangan & Batasan

  • Bukti klinis masih terbatas; studi kasus seperti yang dikutip memberikan panduan tetapi belum cukup untuk generalisasi.
  • Keefektifan alat mitigasi (splint, T4B) dalam jangka panjang perlu penelitian lebih lanjut.
  • Koordinasi antara ortodontis dan spesialis tidur mungkin diperlukan, terutama bila gangguan tidur memiliki akar sistemik (misalnya sleep apnea).
  • Ketidakpatuhan pasien dalam memakai alat pelindung atau pengabaian tekanan okusal dapat mengurangi keberhasilan terapi.

***

Pada pasien dengan gangguan tidur seperti bruxism, perawatan orthodontia tidak bisa berjalan dalam “vakum”. Strategi yang komprehensif meliputi koreksi maloklusi dengan alat cekat dan penggunaan alat mitigasi bruxism (seperti Trainer for Braces) dapat membantu mengurangi efek tekanan oklusal yang merugikan selama tidur. Studi kasus dari UGM menunjukkan bahwa kombinasi ortodontik cekat + T4B dapat membantu memperbaiki posisi gigi dan mengatasi maloklusi pada pasien bruxism. 

Referensi
MKGK, Siska Septania Krisnanda, drg. Soekarsono Hardjono, Sp Ort(K), Dr. drg. Sri Suparwitri, SU, Sp.Ort(K), Perawatan Ortodontik Cekat pada Pasien disertai Bruxism dengan Teknik Edgewise yang dikombinasikan dengan Trainer for Braces, https://jurnal.ugm.ac.id/mkgk/article/view/11917

Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik

Tags

Bagikan Berita

Berita Terkait
4 Desember 2025

Desain Restorasi Komposit Estetik

3 Desember 2025

Belajar dari Para Maestro Implant Dunia: Kisah Perjalanan Ilmiah Departemen Periodonsia FKG UGM di The 8th Indonesian Symposium of Implant Dentistry (ISID 8)

3 Desember 2025

Dua Dekade Berlalu, Alumni FKG UGM Angkatan 2005 Pulang ke Kampus: Serahkan Donasi Pendidikan & Tanam Pohon

id_ID