Berita

/

Artikel, Berita Terbaru

Penggunaan Implan Pendukung Overdenture untuk Pasien Edentulus

Pasien edentulus, yakni mereka yang kehilangan sebagian atau seluruh gigi, menghadapi tantangan besar dalam hal retensi, stabilitas, dan kenyamanan gigi tiruan konvensional. Resorpsi alveolar yang berlangsung pasca‐ekstraksi dapat mengurangi tatanan jaringan penopang, sehingga gigi tiruan konvensional sering kali memiliki retensi yang kurang memadai. Salah satu solusi yang berkembang dalam prostodonsia modern adalah penggunaan implant pendukung overdenture, yaitu gigi tiruan lepasan yang dibantu oleh implan sebagai elemen retensi dan stabilitas tambahan.

Implan bertindak sebagai akar buatan yang melekat ke tulang alveolar, dan kemudian overdenture dirancang untuk “menjepit” atau “mengait” pada implan (melalui attachment, bola, lokator, bar, magnet, coping, atau jenis lainnya). Dengan demikian, implan membantu memperbaiki performa fungsional dan biomekanik gigi tiruan, sambil mempertahankan sifat lepasan dari overdenture sehingga memudahkan perawatan dan implant removal (jika diperlukan).

Dalam konteks penelitian klinis dan studi kasus yang dilakukan oleh mahasiswa FKG UGM dalam Majalah Kedokteran Gigi Klinis, Gene Rizky Natalia Gunawan, di supervisi oleh Prof. drg. Titik Ismiyati, MS, Sp.Pros.(K) dan Prof. Dr. drg. Haryo Mustiko Dipoyono, MS., Sp.Pros(K) dan drg. Herijanti Amalia Kusuma, S.U., Sp.Pros(K) berbagai jenis retensi dalam overdentureseperti magnet, coping, bare root, maupun kombinasi di antaranya—telah dievaluasi. Misalnya, dalam satu studi kasus, kombinasi penggunaan overdenture magnet, coping, dan bare root berhasil meningkatkan retensi gigi tiruan lengkap rahang bawah. 

Artikel ini akan membahas secara lebih mendalam mengenai penggunaan implan dalam overdenture, manfaat, tantangan, jenis attachment yang bisa digunakan, serta rekomendasi klinisnya.

Konsep Implan sebagai Penyangga Overdenture

Fungsi Implan dalam Overdenture

Implan pada overdenture berfungsi sebagai struktur pendukung tetap (fixed anchor) yang menawarkan stabilitas yang lebih tinggi daripada akar gigi alami yang disisakan. Dengan implan, area edentulus dapat “dipasangi” titik retensi tetap yang membantu mencegah gerakan translasi atau rotasi gigi tiruan saat fungsi kunyah atau saat keluarnya beban oklusal lateral.

Keunggulan implan dalam overdenture meliputi:

  1. Peningkatan retensi dan stabilitas – Dengan adanya implan, gaya pelepas (dislodging forces) bisa diatasi lebih efektif.
  2. Menekan resorpsi alveolar – Beban fisiologis dari kunyahan disalurkan ke tulang melalui implan, membantu menjaga massa tulang.
  3. Meningkatkan efisiensi pengunyahan – Pasien dapat merasakan nyaman dan fungsi yang lebih baik dibanding gigi tiruan konvensional.
  4. Kemudahan pelepasan untuk perawatan – Karena overdenture bersifat lepasan, pembersihan dan perawatan jaringan lunak tetap bisa dilakukan dengan mudah.

Namun, praktisnya pembuatan implan dan overdenture memerlukan perencanaan matang—meliputi evaluasi anatomi tulang, posisi implan, jenis attachment, toleransi gerak, dan kebersihan pasien.

Jenis Attachment Overdenture yang Bisa Digabung dengan Implan

Dalam praktik klinis, beberapa jenis sistem retensi digunakan bersamaan dengan implan, yaitu:

  1. Locator / ball attachment
  2. Bar and clip / barbar
  3. Telescopic / coping
  4. Magnet
  5. Combination system (misalnya bar + magnet)

Setiap sistem memiliki kelebihan dan kekurangan, tergantung kondisi tulang pasien, ruang vertikal, arah gaya kunyah, dan kemampuan perawatan.

Integrasi Implan dengan Konsep Bare Root, Coping, dan Magnet

Dalam studi kasus yang dikutip sebelumnya, meskipun bukan berbasis implan, terdapat perpaduan retensi berupa bare root, coping, dan magnet untuk meningkatkan retensi gigi tiruan lengkap. Konsep ini bisa menjadi analogi dalam merancang overdenture yang didukung implan—memanfaatkan berbagai jenis attachment agar retensi dan stabilitas maksimal.

Misalnya, ketika implan ditempatkan pada posisi strategis, satu implan bisa menggunakan sistem magnet (atau locator), sementara implan lain menggunakan koping atau sistem yang menghasilkan gaya gesek. Kombinasi ini dapat mendistribusikan beban secara lebih merata dan fleksibel, serta memberikan cadangan retensi bila satu sistem melemah.

Kelebihan kombinasi sistem seperti ini:

  • Redundansi sistem retensi: bila satu sistem melemah (misalnya magnet kehilangan kekuatan), sistem lain masih bisa memberikan dukungan.
  • Flexibilitas adaptasi terhadap kondisi klinis di mulut pasien.
  • Distribusi gaya retensi dan gaya oklusal bisa diatur sehingga tidak terjadi konsentrasi tekanan.

Namun demikian, desain kombinasi harus memperhatikan toleransi gerak, presisi pemasangan, dan pembersihan.

Tahapan Klinis Pembuatan Implan Pendukung Overdenture

Berikut garis besar tahapan klinis dalam penerapan implan pada overdenture:

  1. Evaluasi diagnostik:
    • Pemeriksaan radiografi (CBCT) untuk menilai volume dan kualitas tulang.
    • Cetakan diagnostik dan analisis hubungan maksilo‐mandibula.
    • Perencanaan posisi implan agar selaras dengan rangka gigi tiruan.
  2. Pemasangan implan:
    • Prosedur bedah (tahap 1 dan bila perlu tahap 2), penyembuhan tulang (osseointegration).
    • Pemantauan penyembuhan jaringan lunak.
  3. Penempatan abutment dan pemasangan attachment:
    • Pasang attachment (locator, ball, bar, magnet, coping) sesuai desain.
    • Uji kesesuaian dan toleransi gerak.
  4. Pencetakan overdenture:
    • Cetakan presisi dengan abutment/attachment terpasang.
    • Proses laboratorium: pembuatan bar, koping, basis akrilik, atau elemen magnetik.
  5. Inseri dan penyesuaian:
    • Cek retensi, stabilitas, oklusi, kenyamanan.
    • Edukasi pasien dalam penggunaan dan perawatan.
  6. Kontrol jangka panjang:
    • Pemeliharaan kebersihan (implan dan jaringan sekitarnya).
    • Penggantian elemen attachment (misalnya insert locator, magnet) bila aus.
    • Pemeriksaan radiografi berkala untuk mengevaluasi stabilitas tulang.

Manfaat, Risiko, dan Tantangan

Manfaat

  • Retensi dan stabilitas overdenture jauh lebih baik dibanding gigi tiruan konvensional tanpa implan.
  • Mengurangi bandul prostesis (displacement) saat fungsi.
  • Memelihara massa tulang alveolar dalam jangka panjang.
  • Peningkatan kenyamanan dan kepercayaan diri pasien dalam fungsi kunyah dan berbicara.

Risiko & Tantangan

  • Kegagalan osseointegrasi implan jika kondisi tulang buruk.
  • Komplikasi teknis (longitudinal stress, fatigue, kegagalan attachment).
  • Pemilihan sistem attachment yang tidak sesuai ruang atau orientasi.
  • Kebutuhan perawatan dan penggantian bagian aus (magnet, insert, rubber ring) secara berkala.
  • Potensi peradangan atau mucositis di sekitar implan jika kebersihan buruk.

Rekomendasi Klinis

Untuk mengoptimalkan penggunaan implan pendukung overdenture:

  • Lakukan perencanaan berbasis CBCT dan protokol digital bila perlu.
  • Pilih sistem attachment yang cocok dengan ruang vertikal (locator sering populer karena tinggi rendah).
  • Jika memungkinkan, pertimbangkan desain kombinasi (misalnya magnet + coping) sebagai cadangan retensi.
  • Pastikan pasien diberi edukasi kebersihan dan kontrol berkala.
  • Monitor implan dan jaringan lunak sekitarnya secara berkala.

Secara keseluruhan, implant‐supported overdenture menjanjikan perbaikan signifikan dalam fungsi dan kenyamanan bagi pasien edentulus. Prinsip kombinasi sistem retensi seperti yang ditunjukkan dalam penerapan magnet, coping, dan bare root dalam overdenture dapat menjadi inspirasi teknis ketika merancang desain retensi ganda pada sistem berbasis implan.

Referensi
MKGK, Gene Rizky Natalia Gunawan, Prof. drg. Titik Ismiyati, MS, Sp.Pros.(K), Prof. Dr. drg. Haryo Mustiko Dipoyono, MS., Sp.Pros(K), drg. Herijanti Amalia Kusuma, S.U., Sp.Pros(K), Perawatan gigi tiruan lengkap menggunakan overdenture magnet, coping dan bare root sebagai retensi, https://journal.ugm.ac.id/mkgk/article/download/65735/31234

Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik

Tags

Bagikan Berita

Berita Terkait
26 Desember 2025

FKG UGM Bina FKG UMY untuk Dirikan PPDGS Kedokteran Gigi Anak

24 Desember 2025

Bagi Residen Periodonsia UGM, Ujian Kompetensi Nasional Tak Lagi Menakutkan

23 Desember 2025

FKG UGM Matangkan Re-Akreditasi Program Studi Spesialis Penyakit Mulut Melalui Simulasi Borang

id_ID