Odontoma adalah tumor jinak odontogenik yang terdiri dari jaringan keras gigi dan sering menjadi penyebab obstruksi jalur erupsi gigi permanen, terutama gigi incisivus sentral maksila. Odontoma kompleks dapat menghalangi pertumbuhan dan erupsi gigi, menyebabkan impaksi dan masalah estetika maupun fungsional seperti bergeser-nya gigi tetangga dan ruang yang menyempit.
Penelitian yang dilakukan oleh Lidya Noviana Arfiadi, Dr. drg. Cendrawasih Andusyana Farmasyanti, M.Kes.Sp.Ort(K), dan Kuswayuning menunjukkan bahwa teknik minimal invasif dalam bedah, dikombinasikan dengan perawatan ortodontik, dapat menjadi solusi efektif untuk menangani odontoma kompleks yang menghalangi erupsi. Kutipan ini memperlihatkan bahwa pengangkatan odontoma secara bedah ditambah closed method exposure dan traksi ringan ortodontik mampu menghasilkan erupsi gigi yang baik dengan kontur gingiva dan hasil periodontal yang memuaskan.
Deskripsi Kasus
- Pasien perempuan, 23 tahun, melaporkan gigi seri kiri rahang atas (nomor 21) tidak tumbuh sejak gigi susu sebelumnya tanggal; gigi-tetangga (nomor 11 dan 22) bergeser ke tengah sehingga ruang edentulous menjadi menyempit.
- Pemeriksaan radiografi menunjukkan adanya radiopak seperti gigi-gigi kecil pada jalur erupsi gigi 21, yang didiagnosis sebagai odontoma kompleks.
Teknik Minimal Invasif yang Digunakan
Tatalaksana yang dilakukan meliputi kombinasi bedah dan ortodontik:
- Penyediaan ruang ortodontik
Pemasangan alat ortodontik cekat (fixed orthodontic appliance) untuk mendapatkan ruang mesiodistal di antara gigi 11 dan 22 agar gigi 21 bisa erupsi. - Pengangkatan Odontoma Bedah
Melakukan tindakan bedah untuk mengangkat odontoma kompleks yang menghalangi jalur erupsi. - Closed Method Exposure dengan Traksi Ringan
Setelah odontoma diangkat, gigi 21 diekspos dengan metode tertutup (closed method exposure) dan dibantu dengan traksi ortodontik ringan untuk membimbing erupsinya.
Hasil dan Keunggulan
- Enam bulan setelah pemasangan alat ortodontik dan eksposur, gigi 21 berhasil erupsi ke posisi oklusal yang ideal.
- Kontur gingiva labial dan jaringan periodontal di sekitar akar gigi menunjukkan kondisi sehat.
- Prosedur ini lebih sedikit merusak jaringan gingiva dan jaringan pendukung dibandingkan metode bedah eksposur besar atau reseksi yang lebih invasif.
Pertimbangan Klinis
Beberapa faktor yang membuat teknik minimal invasif berhasil dalam kasus ini:
- Posisi gigi impaksi yang relatif menguntungkan dan arah erupsinya mendukung.
- Akar gigi sudah terbentuk sempurna sehingga traksi ortodontik ringan dapat efektif.
- Spaces atau ruang inter-gigi dibuat cukup dulu sebelum eksposur sehingga tidak menekan biologis jaringan sekitar atau menyebabkan kerusakan periodontal.
***
Tatalaksana odontoma kompleks dengan pendekatan minimal invasif — terdiri dari bedah odontoma, closed method exposure, dan traksi ortodontik ringan setelah persiapan ruang ortodontik — menunjukkan prognosis yang baik. Prosedur ini dapat menghasilkan erupsi gigi yang ideal, mempertahankan jaringan gingiva dan jaringan periodontal, serta meminimalkan trauma bedah.
Referensi
Lidya Noviana Arfiadi, Dr. drg. Cendrawasih Andusyana Farmasyanti, M.Kes.Sp.Ort(K), Kuswayuning, Penatalaksanaan interdisipliner kasus impaksi gigi incisivus sentral maksila akibat obstruksi odontoma kompleks, https://jurnal.ugm.ac.id/mkgk/article/download/32000/19334
Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik