Material nanokomposit dalam kedokteran gigi restoratif semakin menarik perhatian karena kemampuan uniknya dalam meningkatkan sifat mekanis dan nilai antibakteri bahan restoratif seperti resin komposit. Salah satu kandidat bioaktif yang banyak diteliti adalah nanokitosan yang berasal dari kulit udang galah.
Potensi Nanokitosan dalam Menghambat Biofilm
Dari penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa FKG UGM, Tira Aisah Puspasari, dengan supervisi Prof. drg. Tetiana Haniastuti, M.Kes., Ph.D. dan Prof. Dr.rer.nat. apt. Triana Hertiani, S.Si., M.Si. berjudul “Potensi Nanokitosan dari Kulit Udang Galah Dalam Menghambat Pembentukan dan Degradasi Biofilm Streptococcus mutans dan Streptococcus sanguinis“, didapat temuan menarik yaitu:
- “Nanokitosan dari kulit udang galah dapat menghambat pembentukan biofilm serta dapat mendegradasi sebagian biofilm S. sanguinis dan S. mutans secara in vitro.”
- Konsentrasi 0,5 % adalah yang paling optimal dalam menghambat dan mendegradasi kedua jenis biofilm bakteri tersebut.
Penelitian ini juga menunjukkan nilai KHM (Minimum Inhibitory Concentration) nanokitosan terhadap S. sanguinis adalah 0,5 %, sedangkan untuk S. mutans sebesar 0,25 %.
Bukti Tambahan dari Penelitian Lain
Penelitian pada ekstrak kitosan (yang bukan dalam ukuran nano) juga menunjukkan efektivitas antibiofilm:
- Misalnya, ekstrak kitosan dari kulit udang galah pada konsentrasi 0,4 % menunjukkan efektivitas serupa dengan klorheksidin dalam menghambat perlekatan S. sanguinis.
- Studi lain menyebut bahwa konsentrasi 0,2 %, 0,4 %, dan 0,8 % kitosan juga efektif menghambat pembentukan biofilm S. sanguinis.
- Terhadap S. mutans, nanokitosan konsentrasi 0,25 % memberikan efek degradasi yang lebih baik dibandingkan klorheksidin dalam penghambatan dan degradasi biofilm.
Aplikasi Nanokomposit dalam Resin Gigi Restoratif
Sebagai tambahan, ulasan literatur menyatakan bahwa penambahan kitosan nanopartikel ke dalam resin komposit dapat meningkatkan efektivitas antibakteri tanpa mengganggu sifat mekanis resin secara signifikan, jika dosisnya tepat.
Risiko dan Tantangan Potensial
Meski menjanjikan, penggunaan nanomaterial tidak tanpa risiko. Secara umum, nanopartikel bisa menimbulkan potensi toksisitas yaitu ukuran nanopartikel yang sangat kecil memungkinkan penetrasi ke dalam sel atau jaringan, berisiko menyebabkan gangguan fungsi seluler, inflamasi, bahkan potensi efek sistemik tergantung jenis, bentuk, dan paparan.
Dalam konteks oral, potensi risiko meliputi:
- Sensitivitas jaringan gingiva atau pulp—reaksi lokal terhadap partikel nano yang belum dieksplor secara menyeluruh.
- Diseminasi sistemik—khawatir nanopartikel bisa lepas dan masuk ke aliran darah, dengan efek jangka panjang yang belum dipahami sepenuhnya.
- Kompatibilitas jangka panjang—kesinambungan sifat antibakteri tanpa mempengaruhi integritas dan estetika restorasi perlu diuji lebih lanjut.
***
Nanokomposit berbasis nanokitosan dari kulit udang galah menunjukkan potensi besar sebagai agen antibiofilm terhadap S. mutans dan S. sanguinis. Hal tersebut diperkuat dengan efektivitas optimal pada kisaran konsentrasi 0,25 %–0,5 %. Ditambah bukti bahwa kitosan nanopartikel dapat memperkaya resin dengan sifat antibakteri. Tanpa melemahkan sifat mekanisnya, nanokomposit menjadi inovasi menarik di bidang kedokteran gigi restoratif.
Namun, tantangan keselamatan dan toksikologi jangka panjang tidak boleh diabaikan. Sebelum adopsi klinis masif, diperlukan studi lebih lanjut mengenai biosekuritas, dosis aman, stabilitas material, dan respons jaringan.
Referensi
Tira Aisah Puspasari, Prof. drg. Tetiana Haniastuti, M.Kes., Ph.D., Prof. Dr.rer.nat. apt. Triana Hertiani, S.Si., M.Si., Potensi Nanokitosan dari Kulit Udang Galah Dalam Menghambat Pembentukan dan Degradasi Biofilm Streptococcus mutans dan Streptococcus sanguinis, https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/219362
Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik