Kesiapan mahasiswa menghadapi pendidikan klinik tidak hanya ditentukan oleh keterampilan praktik, tetapi juga kemampuan membaca dan menganalisis literatur ilmiah. Hal ini yang ditekankan oleh drg. H. Dedy Kusuma Y., M.Biotech., Ph.D., selaku Ketua Tim Kurikulum Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi FKG UGM dalam kegiatan Pemutakhiran Kurikulum Program Studi yang digelar pada 16 Desember 2025.
Dalam kegiatan tersebut, drg. Dedy menegaskan pentingnya membiasakan mahasiswa membaca dan mendiskusikan jurnal ilmiah sejak tahap Sarjana (S1). Menurutnya, kebiasaan ini diperlukan agar mahasiswa tidak mengalami kesulitan saat memasuki tahap pendidikan profesi (koas) yang menuntut kemampuan journal reading secara rutin.
Pendekatan tersebut terintegrasi dalam penggunaan Academic Pathway. Academic Pathway merupakan peta pembelajaran yang dirancang untuk memastikan kesinambungan materi dari jenjang Sarjana hingga Profesi (Koas). Melalui Academic Pathway, dosen dapat menyesuaikan materi S1 agar benar-benar mendukung kompetensi yang akan diuji dan dipraktikkan di tahap klinik.
“Academic Pathway ini menjadi acuan agar dosen dan mahasiswa memiliki gambaran yang jelas tentang kompetensi apa yang harus dicapai, mana yang sudah terpenuhi, dan mana yang masih perlu diperkuat hingga praktik klinik,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FKG UGM, Prof. Dr. drg. Rosa Amalia, M.Kes, menyampaikan bahwa pertemuan ini merupakan bagian dari penyusunan dan penguatan standar akademik perguruan dan pendidikan klinik yang ditargetkan rampung dalam waktu dekat. Ia menekankan pentingnya kesinambungan antara pembelajaran di jenjang Sarjana dan pendidikan klinik.
Prof. Rosa menegaskan bahwa seluruh kegiatan klinik harus memiliki dasar akademik yang jelas, terstruktur, dan terintegrasi dengan pembelajaran di tahap sebelumnya. Kompetensi yang diajarkan sejak awal pendidikan, lanjutnya, diharapkan menjadi fondasi kuat bagi praktik klinik mahasiswa pada tahap berikutnya.
“Melalui kegiatan ini, FKG UGM berupaya memperkuat kurikulum yang adaptif dan berkelanjutan, sekaligus mempersiapkan mahasiswa agar lebih siap menghadapi tuntutan akademik dan klinik di dunia kedokteran gigi,” pungkasnya.
Penulis dan Juru Foto: Fajar Budi Harsakti
