Berita

/

Berita Terbaru

Kesehatan Mulut pada Individu dengan Gangguan Tidur

Gangguan tidur seperti insomnia, sleep deprivation, hingga kondisi seperti Excessive Daytime Sleepiness (EDS) memiliki dampak luas terhadap kesehatan tubuh, termasuk kesehatan mulut. Tidur yang tidak berkualitas memengaruhi fungsi fisiologis, regulasi hormon, sistem imun, serta kebiasaan sehari-hari yang berhubungan dengan kebersihan gigi dan mulut. Pada akhirnya, kondisi ini dapat meningkatkan risiko masalah seperti xerostomia, karies, gingivitis, hingga bruksisme.

Salah satu temuan penting terkait hubungan pola tidur dengan kesehatan manusia terlihat dalam penelitian berjudul “Hubungan Sleep Hygiene dengan Excessive Daytime Sleepiness (EDS) pada Mahasiswa PSIK FK-KMK UGM saat Masa Pembelajaran Bauran”. Penelitian tersebut dilakukan oleh mahasiswa UGM, Syusputri Ilham Nurjannah dengan bimbingan Suis Galischa Wati, S.Kep., Ns., M.Kep., dan Syahirul Alim, S.Kp. M.Sc, Ph.D.  dan menegaskan bahwa kebiasaan tidur yang buruk meningkatkan kecenderungan terjadinya EDS, yang berdampak pada penurunan fungsi aktivitas harian dan kesejahteraan umum. Prinsip yang sama dapat diterapkan pada kesehatan mulut—ketika kualitas tidur menurun, kecenderungan mengabaikan kebersihan gigi meningkat, begitu pula gangguan biologis yang memengaruhi produksi saliva, respons imun lokal, dan pola makan.

Pada individu yang mengalami gangguan tidur, produksi saliva sering kali menurun, terutama pada penderita sleep apnea atau mereka yang bernapas melalui mulut ketika tidur. Saliva berperan penting dalam netralisasi asam dan remineralisasi gigi, sehingga penurunan jumlahnya membuat email lebih rentan mengalami erosi dan karies. Selain itu, kelelahan kronis mendorong orang untuk memilih makanan tinggi gula sebagai “energi cepat”, sehingga menambah risiko kerusakan gigi. Gangguan tidur juga berkaitan erat dengan kebiasaan parafungsi seperti bruksisme atau menggertakkan gigi saat tidur yang dapat menyebabkan abrasi, sensitivitas, dan nyeri otot wajah.

Dari sisi perilaku, individu dengan EDS sering kali merasa terlalu lelah untuk menjaga rutinitas kebersihan mulut, termasuk menyikat gigi sebelum tidur. Kondisi emosional seperti stres dan kecemasan yang berkaitan dengan gangguan tidur juga dapat memperburuk peradangan periodontal. Karena itu, evaluasi kesehatan mulut seharusnya memasukkan penilaian pola tidur sebagai salah satu komponen penting.

Upaya menjaga kesehatan mulut pada individu dengan gangguan tidur memerlukan pendekatan multidisipliner. Dokter gigi perlu mengidentifikasi tanda-tanda gangguan tidur melalui keluhan pasien, pola erosi, atau gejala bruksisme. Edukasi tentang sleep hygiene, diet, hidrasi, serta pengelolaan stres dapat membantu memperbaiki kondisi mulut. Rujukan ke tenaga medis lain seperti dokter tidur atau psikolog mungkin diperlukan untuk menangani akar masalah. Pendekatan holistik seperti ini akan lebih efektif dalam mengurangi risiko karies, penyakit periodontal, maupun keluhan rongga mulut lain yang dipengaruhi gangguan tidur.

Referensi
SYUSPUTRI ILHAM NURJANNAH, Suis Galischa Wati, S.Kep., Ns., M.Kep.; Syahirul Alim, S.Kp. M.Sc, Ph.D., Hubungan Sleep Hygiene dengan Excessive Daytime Sleepiness (EDS) pada Mahasiswa PSIK FK-KMK UGM saat Masa Pembelajaran Bauran, https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/240026

Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik

Tags

Bagikan Berita

Berita Terkait
20 Desember 2025

Efek Konsumsi Minuman Isotonik pada Struktur Gigi

19 Desember 2025

Mahasiswa Kedokteran Gigi FKG UGM Akan Dibiasakan Journal Reading

19 Desember 2025

Aplikasi Sistem Manajemen Klinik Gigi: Transformasi Digital Layanan Kesehatan Gigi

id_ID