Temporomandibular Joint Disorders (TMD) merupakan gangguan pada sendi temporomandibular (TMJ) dan struktur pendukungnya yang dapat menyebabkan nyeri, keterbatasan gerak mandibula, serta perubahan fungsi stomatognatik. Diagnosis TMD membutuhkan pendekatan multidisipliner, salah satunya melalui teknik pencitraan (imaging) yang memberikan gambaran detail mengenai struktur keras maupun lunak pada TMJ.
Peran Imaging dalam Diagnosis TMD
Evaluasi TMJ tidak dapat hanya mengandalkan pemeriksaan klinis. Banyak kondisi patologis seperti dislokasi diskus, degenerasi sendi, dan inflamasi tidak dapat dilihat secara langsung tanpa bantuan pencitraan. Dengan demikian, imaging menjadi kunci dalam:
- Mengonfirmasi diagnosis klinis
- Membedakan tipe disfungsi TMJ
- Merencanakan perawatan
- Mengevaluasi respon terapi
Berbagai modalitas pencitraan dapat digunakan, termasuk radiografi konvensional, CT, cone beam CT, dan magnetic resonance imaging (MRI). Setiap modalitas memiliki kelebihan masing-masing, namun untuk struktur jaringan lunak seperti diskus artikular, MRI merupakan standar emas.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) sebagai Standar Emas
MRI memberikan visualisasi diskus artikular dan kondisi jaringan lunak dengan resolusi tinggi tanpa paparan radiasi ionisasi. Teknik ini sangat membantu dalam mengidentifikasi:
- Posisi diskus pada kondisi mulut tertutup maupun terbuka
- Perubahan degeneratif pada sendi
- Efusi sendi dan tanda inflamasi
- Ketidaksesuaian hubungan antara kondilus dan fossa
Dengan informasi ini, dokter dapat menegakkan diagnosis yang lebih akurat dan menentukan pilihan terapi yang paling tepat.
Penelitian Terkait
Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa FKG UGM, Wawan Suridwan dengan bimbingan Prof Dr. drg. Haryo Mustiko D., MS., Sp Pros(K) berjudul “Penggunaan mouthguard pada perawatan awal kasus temporomandibular disorders dengan pendekatan pemeriksaan magnetic resonance imaging” menunjukkan bahwa penggunaan mouthguard sebagai terapi awal dapat dievaluasi efektivitasnya melalui MRI, karena modalitas ini mampu menggambarkan perubahan posisi diskus serta perbaikan fungsi sendi selama perawatan.
***
Imaging merupakan komponen penting dalam diagnosis dan manajemen TMD. Pemilihan teknik pencitraan yang tepat—dengan MRI sebagai alat utama untuk menilai jaringan lunak TMJ—memungkinkan deteksi akurat, perencanaan terapi yang efektif, dan evaluasi hasil perawatan yang komprehensif. Sebagai bagian integral dari praktik kedokteran gigi modern, imaging untuk TMD terus berkembang menuju pendekatan yang lebih presisi dan minim risiko bagi pasien.
Referensi
SURIDWAN, Wawan, Prof Dr. drg. Haryo Mustiko D., MS., Sp Pros(K), Penggunaan mouthguard pada perawatan awal kasus temporomandibular dissorders dengan pendekatan pemeriksaan magnetic resonance imaging, https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/37915
Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik