Yogyakarta, 27 Oktober 2024 – Dalam rangkaian Dentistry Collaborative Update (DCU) Day-2, Prof. Dr. drg. Dewi Agustina, M.D.Sc., M.D.Sc., dari Departemen Ilmu Penyakit Mulut (IPM) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (FKG UGM), menjadi pembicara utama dalam sesi kuliah bertajuk “Sarcopenia and Oral Health in Elderly.” Kegiatan ini berlangsung di Auditorium Gedung Margono Soeradji lantai 3, dengan dihadiri mahasiswa, dokter, perawat, dan praktisi kesehatan lainnya.
Dalam paparannya, Prof. Dewi menjelaskan hubungan erat antara kesehatan mulut dengan pencegahan sarkopenia pada lansia. “Kesehatan gigi dan mulut sangat berpengaruh terhadap kesehatan umum, termasuk sarcopenia,” tegasnya.
Ia memaparkan bagaimana proses penuaan dapat memicu berbagai kondisi degeneratif, seperti hipertensi, arthritis, dan diabetes, yang sering diperburuk oleh kesehatan mulut yang buruk.
Prof. Dewi juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas profesi. Kolaborasi yang melibatkan dokter gigi, ahli gizi, spesialis penyakit dalam, dan profesional kesehatan lainnya dalam mendukung kesehatan lansia. Menurutnya, pendekatan interprofesional menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kualitas hidup kelompok usia ini.
“Menjaga kesehatan mulut melalui perawatan gigi yang baik, nutrisi seimbang, dan olahraga dapat membantu mencegah atau mengurangi dampak sarkopenia,” tambahnya.
Selain memberikan wawasan teoritis, sesi diskusi yang dipandu oleh Prof. Dewi juga menarik perhatian peserta. Salah satu peserta, Dinda Tri Utami, bertanya, “Jika lansia sudah terkena sarkopenia, apakah ada upaya perbaikan?.” Pertanyaan ini menggambarkan kekhawatiran praktis tentang bagaimana menghadapi kondisi tersebut dan pentingnya pencegahan sejak dini.
Sebagai pembicara, Prof. Dewi memainkan peran penting dalam memperkenalkan perspektif baru tentang kesehatan mulut dalam konteks lansia. Melalui presentasinya, ia berhasil memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya perawatan gigi sebagai bagian integral dari upaya menjaga kesehatan umum dan mencegah kelemahan otot akibat penuaan.
Acara ini juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Khususnya tujuan ke-3 (Kesehatan yang Baik dan Sejahtera) melalui peningkatan kesadaran tentang pentingnya kesehatan lansia. Selain itu, SDGs tujuan ke-4 (Pendidikan Berkualitas) terwujud melalui penyediaan edukasi bermutu bagi mahasiswa dan praktisi kesehatan. Sedangkan SDGs tujuan ke- 10 (Mengurangi Ketimpangan) dan tujuan ke-17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) tercermin dalam upaya kolaboratif antarprofesi.
Dengan wawasan yang dibagikan oleh Prof. Dewi, sesi ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan peserta, tetapi juga mendorong tindakan nyata untuk memprioritaskan kesehatan lansia dan mendorong kolaborasi untuk perawatan holistik.
Kontributor: Anjar & drg. Tjut Intan Permata Sari, Sp.PM. | Penulis: Pram