Pada Senin, 9 September, sejumlah mahasiswa S1 Kedokteran Gigi mengikuti praktikum Surface Protection yang berlangsung di Lab. Phantom Harkati Dewanto dan DLC Lantai 2. Praktikum dibimbing oleh drg. Lisdrianto Hanindriyo, MPH, Ph.D., serta drg. Agatha Ravi Vidiasratri, MPH, dari Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan dan Kesehatan Gigi Masyarakat.
Sebelum dimulai, mahasiswa diwajibkan mematuhi protokol laboratorium, termasuk penggunaan jas laboratorium, masker, dan head cap. Aturan diterapkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban, guna memastikan proses pembelajaran yang optimal.
Praktikum ini melibatkan penggunaan berbagai alat dan bahan untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa. Beberapa alat yang digunakan antara lain set diagnostik, low-speed contra angle, rotary brush, microbrush, spatula agate, instrumen plastik, serta gigi posterior bebas karies yang tertanam dalam gips setengah mahkota berukuran 3cm x 3cm x 3cm.
Selain itu, mahasiswa juga memanfaatkan material seperti semen lonomer kaca (GC Fuji VII), pasta pumice, dentin conditioner, cocoa butter, cotton pellet atau cotton roll, serta paper pada. Proses pelaksanaan praktikum terdiri dari beberapa tahapan diantaranya:
- Indikasi gigi posterior bebas karies (diutamakan gigi molar)
- Penanaman gigi dalam gipstone berukuran 3 cm x 3 cm x 3 cm, dengan setengah mahkota tertanam
- Profilaksis dengan pasta pumice
- Pembilasan pasta pumice
- Pengeringan daerah kerja dengan mempertahankan kelembaban (keep moist)
- Manipulasi bahan glass ionomer cement
- Aplikasi GIC pada seluruh permukaan gigi dengan plastis instrument atau microbrush
- Bersihkan ekses setelah GIC setting (+/- 4 menit)
- Aplikasi cocoa butter/ Vaseline
Tujuan utama dari praktikum adalah memperkuat pemahaman mahasiswa tentang pentingnya perlindungan permukaan gigi dalam pencegahan karies. Praktikum diharapkan dapat membantu mahasiswa mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam konteks klinis, memperdalam keterampilan mereka di bidang kedokteran gigi.
Dengan bimbingan dosen, mahasiswa mendapatkan arahan langsung terkait prosedur praktikum dan langkah-langkah teknis yang harus diikuti. Hal ini menekankan pentingnya pendampingan dalam membentuk dokter gigi profesional masa depan yang siap menghadapi tantangan kesehatan masyarakat.
Lebih jauh lagi, praktikum ini mengingatkan kita akan peran krusial pendidikan dalam membekali dokter gigi masa depan dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan ketahanan gigi terhadap karies. Oleh karena itu kegiatan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terkhusus SDG tujuan ke-3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), SDG tujuan ke-4 (Pendidikan Berkualitas), dan SDG tujuan ke-16 (Perdamaian, Keadilan, Dan Kelembagaan Yang Tangguh).
Penulis: Sri Pujiatun, Al Haqi Insan Pratama