Perawatan gigi bagi penderita penyakit autoimun memerlukan perhatian khusus, mengingat kondisi sistem kekebalan tubuh yang terganggu pada kelompok ini. Penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan Sjögren’s syndrome dapat berdampak pada kesehatan mulut, mulai dari mulut kering hingga peradangan gusi yang kronis. Kondisi-kondisi ini meningkatkan risiko masalah gigi, yang jika tidak ditangani, bisa berakibat pada komplikasi kesehatan yang lebih serius.
Risiko Kesehatan Gigi dan Mulut
Mulut kering, atau xerostomia, adalah salah satu masalah umum yang dialami oleh penderita penyakit autoimun. Khususnya mereka yang mengidap Sjogren’s Syndrome. Kondisi ini menyebabkan kelenjar air liur memproduksi lebih sedikit air liur. Air liur penting untuk menjaga kelembapan mulut dan menghambat pertumbuhan bakteri. Tanpa cukup air liur, risiko gigi berlubang dan infeksi gusi akan meningkat. Oleh karena itu, penting bagi penderita penyakit autoimun untuk menjaga hidrasi dan, jika perlu, menggunakan pengganti air liur atau obat-obatan yang direkomendasikan oleh dokter gigi.
Peradangan pada gusi atau gingivitis juga lebih rentan terjadi pada penderita penyakit autoimun karena kondisi tubuh yang sulit melawan infeksi. Penderita lupus atau rheumatoid arthritis, misalnya, sering mengalami gusi yang bengkak dan mudah berdarah. Untuk menjaga kesehatan gusi, disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi dan menjalani perawatan yang dapat membantu mengurangi peradangan. Pembersihan gigi yang teratur, termasuk scaling, bisa membantu mencegah perkembangan penyakit gusi lebih lanjut.
Penggunaan obat-obatan untuk penyakit autoimun, seperti kortikosteroid atau imunosupresan, juga dapat mempengaruhi kesehatan mulut. Obat-obatan ini mungkin memiliki efek samping yang mengganggu keseimbangan flora bakteri di dalam mulut dan membuat jaringan mulut lebih rentan terhadap infeksi. Oleh sebab itu, dokter gigi perlu mengetahui riwayat medis lengkap pasien dan obat-obatan yang sedang dikonsumsi agar dapat menentukan perawatan gigi yang aman dan efektif.
Perawatan Gigi yang Tepat
Bagi penderita penyakit autoimun, menerapkan kebiasaan perawatan diri yang konsisten sangat penting. Menyikat gigi secara teratur dengan pasta gigi berfluoride, menggunakan benang gigi, dan menghindari makanan yang dapat memicu peradangan adalah beberapa langkah yang dapat membantu menjaga kesehatan mulut. Selain itu, pola makan seimbang yang kaya antioksidan dapat mendukung kesehatan gusi dan membantu mengurangi risiko infeksi.
Secara keseluruhan, perawatan gigi untuk penderita penyakit autoimun memerlukan pendekatan yang lebih hati-hati dan personal. Kolaborasi antara dokter gigi dan spesialis penyakit autoimun sangat penting agar perawatan gigi yang diberikan tetap aman dan tidak memperburuk kondisi pasien. Melalui pemeriksaan teratur dan tindakan pencegahan yang tepat, kesehatan gigi penderita penyakit autoimun dapat terjaga dengan baik, membantu mereka mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Perawatan gigi yang optimal bagi penderita penyakit autoimun turut mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Khususnya SDG tujuan ke-3 dengan mencegah infeksi mulut dan komplikasi yang bisa memperburuk kondisi mereka. Perawatan yang baik juga meningkatkan kualitas hidup penderita, membantu mereka hidup lebih sehat dan nyaman.
Edukasi mengenai perawatan gigi khusus untuk penderita penyakit autoimun juga mendukung SDG tujuan ke-4. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mulut bagi penderita penyakit kronis membantu meningkatkan kesadaran dan kemampuan individu dalam mengelola kesehatan diri sendiri. Program edukasi ini sangat penting bagi mereka yang hidup dengan penyakit autoimun dan tenaga medis yang merawat mereka.
Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik
Editor: Shinta