Tingkat prevalensi Early Childhood Caries (ECC) pada anak usia 2-5 tahun di Indonesia cukup tinggi. Masalah kesehatan mulut yang buruk pada usia dini dapat berdampak hingga masa remaja dan dewasa.
Hal ini menjadi perhatian Dhestina Syarifiah Berliani mahasiswa program studi Higiene Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (FKG UGM) untuk membuat sebuah program yang dapat menurunkan risiko karies gigi pada anak usia dini.
Dhestina melakukan program tersebut bersama dengan Nadila Mareta, Isti Dyah Prastiwi, dan Annisa Rifna Wardati. Program berjudul three-K (Kartu Kontrol Karies) yang diajukan oleh keempat mahasiswa ini berhasil mendapatkan dana hibah melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) 2024 dari Kemendikbudristek.
Dalam upaya menerapkan program tersebut, mereka melaksanakan Pelatihan Kader three-K (Kartu Kontrol Karies) di TK ABA Kauman, Rabu (17/7).
Leny Pratiwi Arie Sandy, S.Kp.G., MDSc., selaku dosen pendamping mengatakan melalui program ini mahasiswa ingin meningkatkan kesadaran guru dan orang tua betapa pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. “Dalam jangka panjang, mereka ingin menginisiasi pendirian Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di lingkungan Sekolah Taman Kanak-kanak,” kata Leny.
Kegiatan pelatihan kader dihadiri oleh para guru TK ABA Kauman, Pimpinan Puskesmas Gondomanan, serta Perwakilan Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) ‘Aisyiyah tingkat Daerah, Cabang, dan Ranting.
Sebagai bagian dari pelatihan, tim PKM-PM three-K memberikan panduan deteksi sederhana karies gigi pada anak-anak kepada para guru TK ABA Kauman yang dilatih menjadi Kader three-K.
Proses pelatihan berfokus pada pengisian Kartu Kontrol Karies (three-K) sebagai alat bantu dalam mengendalikan risiko karies. Pelatihan ini juga mencakup cara sterilisasi alat deteksi sederhana agar tetap steril dan dapat digunakan dalam jangka panjang.
Kegiatan ini disambut baik oleh para peserta, salah satunya Nur Asriyah selaku pimpinan Pendidikan Dasar dan Menengah Daerah ‘Aisyiyah. Menurutnya, kegiatan ini perlu dilakukan sebagai upaya mencegah kondisi gigi berlubang. “Kegiatan three-K yang dilakukan di TK ABA Kauman sebagai mitra dapat dikembangkan kepada sekolah lainnya di Yogyakarta,” katanya.
Dalam acara simbolis, Dhestina selaku Ketua Tim melakukan penyematan pin kepada para Kader three-K. Kemudian juga memberikan boks deteksi sederhana three-K kepada Emi Widayati selaku Kepala Sekolah TK ABA Kauman.
Harapannya dengan adanya program ini, siswa mendapatkan monitoring tentang kondisi kesehatan gigi dan mulut melalui kartu kontrol karies sehingga terwujud kualitas hidup dan prestasi yang baik.
Penulis: Pram | Editor: Fajar Budi H.