Gigi retak adalah kondisi yang umum terjadi dan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman hingga rasa sakit yang tajam. Hal ini terutama saat menggigit atau mengunyah makanan. Retaknya gigi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kebiasaan harian hingga kondisi fisik tertentu. Mengetahui penyebab gigi retak dan cara mengatasinya adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mencegah masalah yang lebih serius.
Tekanan Berlebih
Salah satu penyebab utama gigi retak adalah tekanan berlebih pada gigi. Tekanan seperti menggigit makanan yang keras, termasuk es batu, biji-bijian, atau permen. Kebiasaan buruk seperti menggertakkan gigi (bruxism) juga dapat meningkatkan risiko gigi retak. Risiko terjadi terutama saat tidur ketika tekanan gigi sering terjadi tanpa disadari. Selain itu, kecelakaan seperti terjatuh atau terbentur benda keras juga bisa memicu retakan pada gigi. Perubahan suhu yang ekstrem, misalnya meminum air dingin setelah makan makanan panas, dapat menyebabkan gigi mengalami tekanan termal yang membuatnya lebih rentan retak.
Gigi retak memiliki berbagai jenis, dari retakan kecil yang hanya terdapat di permukaan email gigi hingga retakan yang lebih dalam yang mencapai akar. Retakan di permukaan email mungkin tidak menimbulkan gejala. Namun retakan yang lebih dalam bisa menyebabkan rasa nyeri, terutama saat mengunyah atau mengonsumsi makanan dan minuman panas atau dingin. Jika tidak segera ditangani, retakan pada gigi bisa menjadi lebih parah dan menyebabkan infeksi yang memerlukan perawatan lebih lanjut.
Segera Kunjungi Dokter
Untuk mengatasi gigi retak, langkah pertama adalah segera mengunjungi dokter gigi untuk pemeriksaan menyeluruh. Dokter akan menganalisis jenis dan tingkat keparahan retakan serta menentukan perawatan yang tepat. Pada kasus retakan kecil di permukaan, biasanya tidak memerlukan perawatan khusus, namun dokter bisa mengaplikasikan bahan tambal untuk mengurangi sensitivitas. Untuk retakan yang lebih dalam, perawatan seperti tambalan komposit, veneer, atau mahkota gigi (crown) dapat menjadi solusi untuk melindungi gigi dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
Jika retakan telah mencapai bagian dalam gigi hingga mendekati saraf, dokter mungkin akan menyarankan perawatan saluran akar untuk menghilangkan rasa sakit dan mencegah infeksi. Dalam kasus yang sangat parah, di mana retakan membelah gigi menjadi dua bagian, pencabutan gigi mungkin diperlukan. Oleh karena itu, mendeteksi gigi retak sedini mungkin sangat penting untuk menghindari kerusakan yang lebih parah.
Sebagai langkah pencegahan, ada beberapa kebiasaan yang bisa diterapkan untuk mengurangi risiko gigi retak. Menghindari makanan keras, menggunakan pelindung mulut bagi mereka yang sering menggertakkan gigi saat tidur, serta rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi adalah beberapa cara efektif untuk menjaga kekuatan gigi. Dengan memahami penyebab gigi retak dan mengikuti langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita bisa menjaga kesehatan gigi lebih baik dan terhindar dari risiko retakan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Menjaga kesehatan gigi dan mulut, termasuk mencegah dan mengatasi gigi retak, berkontribusi langsung terhadap kesejahteraan fisik. Hal ini turut mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tujuan ke-3. Selain itu edukasi mengenai penyebab, cara pencegahan, dan perawatan gigi dapat meningkatkan kesadaran kesehatan gigi. Pendidikan ini penting agar masyarakat dapat memahami pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mengakses perawatan yang tepat, terutama untuk pencegahan dan deteksi dini. Hal tersebut turut mendukung SDGs tujuan ke-4.
Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik