Di balik tumpukan sampah, terdapat peluang besar untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Pengelolaan sampah berkelanjutan bukan hanya tentang mengurangi limbah, tetapi juga menawarkan manfaat yang signifikan bagi kesehatan masyarakat, konservasi sumber daya alam, dan pertumbuhan ekonomi.
Saat ini, Yogyakarta tengah menghadapi masalah serius terkait sampah. Penutupan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Piyungan yang sebelumnya menjadi lokasi pembuangan utama, membuat sampah semakin menumpuk di berbagai sudut kota, termasuk di jalanan dan sungai.
FKG UGM telah mengambil langkah dengan menerapkan program “sedekah sampah” sebagai salah satu solusi untuk mengurangi jumlah sampah di lingkungan kampus. Dengan bantuan tenaga kebersihan FKG UGM, sampah yang ada di sekitar kampus dapat dikelola dengan lebih baik.
Dekan FKG UGM, Drg. Suryono PhD., mengatakan inisiasi kerja sama ini dilakukan untuk memulai gerakan bersih kampus dan membudayakan kebiasaan membuang dan memilah sampah di kalangan sivitas akademika.
Sampah yang sudah dibuang di setiap kotak sampah akan diambil oleh petugas dengan mengklasifikasi jenis sampah organik dan non organik. Khusus sampah yang non organik akan diolah untuk dijual kembali. “Sampah itu akan dikonversi menjadi rupiah dan Korpagama bisa mengelola kebermanfaatan bagi pegawai FKG,” ucap Suryono.
Firda Cahya, selaku anggota tim promosi kesehatan FKG UGM menyatakan kesehatan lingkungan dan masyarakat kita akan terganggu jika sampah tidak dikelola dengan baik. Kita perlu bekerja sama untuk menjaga kebersihan lingkungan demi kesehatan bersama (3/10).
Untuk mendukung tercapainya lingkungan yang bersih dan berkelanjutan, kampanye edukasi di lingkungan kampus sangat diperlukan. Edukasi tentang pentingnya pemilahan sampah dan pengurangan produksi sampah bisa menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab kolektif.
Diperlukan kolaborasi untuk menciptakan strategi pengelolaan sampah yang lebih baik. FKG UGM telah bekerja sama dengan PT Wahana Anugerah Energi untuk pengelolaan sampah yang telah dilakukan sejak pertengah tahun 2022. Melalui teknologi daur ulang yang dikembangkan perusahaan tersebut, sampah organik dan non-organik akan diolah menjadi produk yang lebih ramah lingkungan.
Dilansir dari laman ugm.ac.id, Perwakilan dari PT WAE, Yudho Indarjo, menyampaikan apresiasi kepada FKG atas kerja sama yang telah terjalin. Ia menjelaskan bahwa PT WAE memiliki aplikasi bernama Rapel, singkatan dari Rakyat Peduli Lingkungan, yang dirancang untuk pengelolaan sampah.
“Saat ini kami fokus pada pengelolaan sampah anorganik. Meski kantor pusat kami berada di Tangerang, kami juga memiliki operasi di Yogyakarta. Peluncuran pertama Rapel dilakukan di Yogyakarta karena kami melihat sebagai lokasi yang paling tepat untuk memperkenalkan aplikasi ini kepada masyarakat,” jelasnya.
Penulis: Firda Cahya, Pram | Editor: Fajar Budi H.