Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang, baik untuk penyakit kronis maupun kondisi tertentu, dapat memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan gigi dan mulut. Efek samping yang ditimbulkan oleh obat-obatan dapat menyebabkan masalah seperti mulut kering (xerostomia), perubahan jaringan mulut, hingga peningkatan risiko kehilangan gigi.
Obat-obatan dan Risiko Xerostomia
Salah satu efek samping paling umum dari obat-obatan adalah xerostomia atau mulut kering, yang terjadi akibat berkurangnya produksi air liur. Beberapa jenis obat seperti antihipertensi, antidepresan, dan obat kemoterapi diketahui dapat menyebabkan kondisi ini. Xerostomia dapat meningkatkan risiko kehilangan gigi, terutama pada kelompok lansia, karena air liur memiliki peran penting dalam melindungi gigi dari bakteri dan menjaga keseimbangan pH mulut. Tanpa cukup air liur, gigi menjadi lebih rentan terhadap karies dan infeksi gusi.
Pengaruh Obat terhadap Peradangan dan Luka di Mulut
Selain menyebabkan mulut kering, obat-obatan tertentu juga dapat mempengaruhi kesehatan jaringan lunak di dalam mulut. Menurut penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa FKG UGM, Nuansa Hanum Pratiwi dibawah bimbingan drg. Sri Budiarti Wongsohardjono, M.S., Dr. drg. Dewi Agustina, MD.Sc., dan Prof. drg. Supriatno, M.Kes., MD.Sc., Ph.D. Kurangnya pemahaman tentang etiologi atau penyebab suatu kondisi dapat berdampak pada perilaku seseorang dalam merawat kesehatan gigi dan mulut, termasuk dalam menangani ulkus mulut yang sering muncul akibat efek samping obat-obatan tertentu. Misalnya, obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh atau mengandung bahan kimia tertentu bisa meningkatkan risiko luka pada jaringan lunak mulut, yang jika tidak ditangani dengan baik, dapat memperparah kondisi kesehatan mulut seseorang.
Risiko Kehilangan Gigi Akibat Penggunaan Obat Jangka Panjang
Konsumsi obat-obatan dalam jangka panjang, terutama pada lansia, sering dikaitkan dengan peningkatan risiko kehilangan gigi. Penelitian dari mahasiswa FKG UGM Eka Anis R yang dibimbing oleh drg. Elastria Widita, M.Sc., Ph.D. dan drg. Iffah Mardhiyah, M.Biomed. menunjukkan bahwa faktor seperti xerostomia yang salah satunya disebabkan oleh obat-obatan dapat memengaruhi tingkat kehilangan gigi pada lansia di Kabupaten Sleman. Hal ini menandakan bahwa efek samping obat-obatan tidak hanya berdampak sementara, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada gigi dan gusi.
***
Pengaruh obat-obatan terhadap kesehatan gigi tidak bisa dianggap remeh. Mulut kering, luka pada jaringan lunak, hingga kehilangan gigi adalah beberapa efek samping yang harus diwaspadai. Oleh karena itu, penting bagi individu yang mengonsumsi obat dalam jangka panjang untuk rutin berkonsultasi dengan dokter gigi guna mencegah dampak negatif lebih lanjut. Memahami efek obat terhadap kesehatan gigi dapat membantu seseorang dalam mengambil langkah pencegahan yang tepat. Hal tersebut turut mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya SDG 3 pada aspek kesehatan, SDG 4 pada aspek pendidikan berkualitas, dan SDG 10 pada aspek mengurangi kesenjangan.
Referensi
Nuansa Hanum Pratiwi, drg. Sri Budiarti Wongsohardjono, M.S., Dr. drg. Dewi Agustina, MD.Sc., Prof. drg. Supriatno, M.Kes., MD.Sc., Ph.D., Hubungan Antara Pengetahuan tentang Etiologi dengan Perilaku Mahasiswa Tahun Keempat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada terhadap Perawatan Ulkus Mulut, https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/76600
Eka Anis R, drg. Elastria Widita, M.Sc., Ph.D., drg. Iffah Mardhiyah, M.Biomed., Pengaruh Xerostomia dan Jenis Kelamin Terhadap Kehilangan Gigi pada Lanjut Usia di Kabupaten Sleman Yogyakarta, https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/212434
Penulis: Rizky B. Hendrawan | Editor: Shinta
Foto: Freepik
