Di tahun 2024 ini, teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah menjadi topik yang populer di kalangan masyarakat, terutama di kalangan urban. Teknologi AI sendiri bukanlah sesuatu yang baru. Bermula dari program Logic Theorist yang dipresentasikan dalam konferensi Dartmouth Summer Research Project on Artificial Intelligence pada tahun 1956 dan dilanjutkan dengan pengembangan-pengembangan luar biasa yang dipicu dengan ekspansi perangkat algoritmik dan dorongan finansial, saat ini teknologi AI telah marak digunakan di berbagai bidang, mulai dari seni dan kreativitas hingga pengoperasian aplikasi di peranti gawai yang biasa digunakan sehari-hari.
Penggunaan AI banyak disorot karena selain memberikan banyak manfaat, terdapat kekhawatiran yang dikemukakan, salah satunya bahwa teknologi ini akan menjadi andalan menggantikan manusia. Di bidang kedokteran gigi, penggunaan AI juga mengundang kontroversi. Meskipun begitu, faktanya, teknologi AI sudah banyak dilibatkan, mulai dari kedokteran gigi preventif, kuratif, hingga rehabilitatif, seperti dalam skema pembuatan janji temu pasien, penegakan diagnosis, pendeteksian penyakit, pembuatan model kraniofasial virtual, hingga sistem CAD/CAM dalam prostodonsia.
FKG UGM dalam rangkaian Dies Natalis Ke-76 mengadakan seminar Annual Symposium: Utilizing Digital Dentistry to Navigate the Society 5.0 dengan mengundang berbagai pakar ahli sebagai pembicara dalam seminar ilmiah, salah satunya adalah panel lecture bertema teknologi AI yang diselenggarakan pada hari Jumat (26/04) kemarin. Dalam panel lecture ini disajikan dua pokok bahasan yaitu “AI and AR-based Preventive Dentistry” yang dibawakan oleh Dr. Eng. Igi Ardiyanto, S.T., M.Eng dan topik “Kajian Biomedis Kecerdasan Buatan (AI) dan Paradigma Kedokteran Gigi Regeneratif Masa Depan” oleh Prof. drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D.
Dalam panel lecture-nya, Dr. Igi Ardiyanto yang juga dosen Departemen Teknik Elektrik dan Informatika FT UGM memaparkan tentang penerapan teknologi AI dalam digital dentistry, tantangan teknologi AI, penggunaan saat ini dan prospek teknologi AI masa depan, serta kelebihan dan kekurangan teknologi AI. Beliau juga menjelaskan tentang teknologi realitas tertambah atau Augmented Reality (AR) serta aplikasi dan pemanfaatannya di kedokteran gigi.
Pemanfaatan teknologi AI di bidang kedokteran gigi yang menjadi kontroversi juga disinggung oleh Dekan FKG UGM Prof. drg. Suryono, S.H., M.M., Ph.D dalam sambutannya. “Teknologi kecerdasan buatan merupakan sesuatu yang sangat menarik. Di satu sisi, kalau kita bisa memanfaatkannya dengan baik, AI bisa menjadi tools yang sangat membantu. Di sisi lain, ada potensi penyalahgunaan teknologi AI,” terang beliau.
Pada akhirnya, perkembangan teknologi yang semakin maju tidak bisa dihentikan, sehingga diperlukan langkah strategis untuk menyikapi teknologi AI. Selaras dengan hal ini, Prof. drg. Suryono, S.H., M.M., Ph.D. menegaskan, “marilah kita terbuka dengan perkembangan teknologi AI. Tantangan saat ini adalah bagaimana teknologi ini dapat digunakan untuk menunjang kegiatan akademik dan klinik, karena pada dasarnya, ini adalah teknologi yang dibuat untuk kemakmuran manusia.”
Melalui kegiatan seminar ini, FKG UGM sekali lagi membuktikan komitmennya untuk mendukung program Sustainable Development Goals. Teknologi AI berpotensi mengakselerasi pencapaian SDGs terutama dalam hal ini pilar ke-3 (Good Health and Well-Being) dan 17 (Partnership for the Goals). Kerja sama pakar ahli di bidang kesehatan dan teknologi untuk memanfaatkan teknologi AI dalam dunia kedokteran gigi dapat membantu mempercepat upaya peningkatan status derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat.
#sdgs #sustainableevelopmentgoals #goodhealthandwellbeing #partnershipforthegoals