Suasana kelas kali ini tidak seperti biasanya. Keheningan yang tercipta bukan karena mahasiswa sedang fokus menyimak materi di layar, melainkan karena mereka serius menggerakkan jari, tangan, dan gerak badan yang diperagakan oleh Guru Tuli. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Program Pendidikan Dokter Gigi kali ini sedang mengikuti kuliah Bahasa Isyarat, Kamis (30/10).
Kuliah Bahasa Isyarat ini bukanlah hal baru. Dosen FKG UGM, drg. Fitriana Rachmadanty, M.P.H. menjelaskan bahwa kegiatan yang diinisiasi olehnya sudah berjalan sejak tiga tahun lalu. Perkuliahan ini merupakan bagian dari Topik Dasar Prosedur Klinis Kedokteran Gigi. Tujuannya guna membekali setiap lulusan FKG UGM dengan kemampuan dasar komunikasi menggunakan Bahasa Isyarat. “Kami tidak ingin menutup kemungkinan bahwa di masa depan, mahasiswa kami akan mendapat pasien Tuli. Dengan bekal ini, mereka bisa menjadi dokter gigi yang lebih humanis dan komunikatif,” ujar dosen yang akrab disapa Danty ini.
Lebih lanjut Danty mengatakan harapannya agar materi ini ke depannya dapat terus dikembangkan dan bahkan diajarkan kepada mahasiswa koas. Hal ini sangat penting mengingat koas akan langsung berhadapan dan praktik melayani pasien di klinik.
Kuliah Bahasa Isyarat kali ini dibawakan oleh Guru Tuli yaitu Riski Purna Adi dan didampingi oleh Juru Bahasa Isyarat (JBI) Restu Yumna yang berasal dari Pusat Bahasa Isyarat Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (Pubisindo DIY). Guru Tuli Riski memberi contoh kepada para mahasiswa bagaimana cara memperkenalkan diri. Selain itu, mahasiswa juga dibekali Bahasa Isyarat untuk berkomunikasi layaknya dokter gigi. Mereka belajar cara menanyakan kondisi gigi, keluhan, hingga prosedur perawatan gigi dengan Bahasa Isyarat.

Antusiasme tampak jelas di wajah para mahasiswa. Gerry, salah satu mahasiswa, berkesempatan mempraktikkan komunikasi langsung dengan Guru Tuli Riski di depan kelas. “Ini pertama kalinya saya belajar bahasa isyarat langsung dari Guru Tuli. Saya jadi lebih antusias dan termotivasi,” ungkap Gerry.
Menjelang akhir perkuliahan, Riski memberikan pesan menyentuh kepada mahasiswa. Dengan isyarat yang diterjemahkan oleh JBI, ia menyampaikan, “Mahasiswa FKG UGM keren sekali mau belajar Bahasa Isyarat. Kalian bisa jadi dokter gigi yang sukses dan percaya diri. Jangan takut untuk bertemu kawan Tuli! Jadilah dokter yang humanis”.
Kehadiran mata kuliah Bahasa Isyarat ini menegaskan komitmen FKG UGM untuk mencetak dokter gigi yang bukan hanya unggul secara keilmuan, tetapi juga berjiwa sosial dan mampu melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali.
Penulis dan Fotografer: Fajar Budi Harsakti