Berita

/

Artikel, Berita Terbaru

Distribusi dan Perawatan Ameloblastoma: Data Kasus RSUP Dr. Sardjito

Tumor odontogenik adalah neoplasma yang berasal dari jaringan yang membentuk gigi—epitel odontogenik atau jaringan pendukungnya. Salah satu tumor odontogenik yang paling banyak ditemui di klinik bedah mulut adalah ameloblastoma. Meskipun jinak secara histologis, ameloblastoma sering menunjukkan pertumbuhan lokal yang agresif, bisa menyebabkan destruksi tulang, deformitas wajah, dan kebutuhan perawatan yang sangat invasif bila terlambat terdiagnosis. Identifikasi awal melalui pemeriksaan radiologi adalah kunci agar perawatan bisa dilakukan dengan pendekatan yang lebih konservatif dan hasil yang lebih baik bagi pasien.

Temuan dari Studi Prevalensi di Yogyakarta

Penelitian oleh mahasiswa FKG UGM, Yasmine Putri Caesarina, dengan bimbingan drg. Elizabeth Riyati Titi Astuti, M.Kes., Sp.BM. dan drg. Rahardjo, S.U., Sp.BM. di Poliklinik Bedah Mulut RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (periode 2009-2013) mendokumentasikan prevalensi ameloblastoma, distribusinya, dan jenis perawatannya. Beberapa hasil utama:

  • Tercatat 63 kasus ameloblastoma, dengan prevalensi periode sebesar 1,16% dari seluruh pasien di klinik bedah mulut. 
  • Distribusi lokasi: mayoritas berada di mandibula (sekitar 90,5%), dengan beberapa kasus di maksila (7,9%) dan satu kasus melibatkan kedua rahang. 
  • Rata-usia pasien paling banyak adalah kelompok 40-49 tahun (23,8%), dan jenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir sama. 
  • Tipe ameloblastoma yang paling sering ditemukan adalah pleksiform. 
  • Perawatan paling sering dilakukan adalah perawatan radikal (sekresi besar seperti reseksi mandibula) untuk mayoritas kasus di mandibula dan maksila. 

Peran Radiologi dalam Identifikasi Awal

Radiologi memainkan peran penting dalam diagnosis dan identifikasi awal ameloblastoma/kelainan odontogenik dengan cara:

  1. Radiografi Panoramik dan Periapikal
    • Sebagai skrining awal, panoramik dapat menunjukkan adanya lesi radiolusens, pembengkakan tulang, batas lesi yang tidak jelas, atau perubahan anatomi rahang.
    • Melihat distribusi lesi, apakah unilokular atau multilokular, yang bisa menunjukkan kemungkinan tipe ameloblastoma.
  2. Pencitraan Lanjutan (CBCT, CT, MRI)
    • Bila radiografi 2D mencurigakan, CBCT dapat memberikan gambaran tiga dimensi, memperlihatkan dimensi lesi, hubungan lesi dengan struktur anatomi dilekati (seperti sinus maksilaris, kanal mandibula), hingga bangunan tulang di sekitarnya.
    • Penilaian apakah ada invasi ke jaringan lunak atau perlu reseksi lebih agresif.
  3. Histopatologi sebagai Konfirmasi
    • Radiologi tidak cukup untuk diagnosis definitif; namun sangat penting sebagai tahap awal sebelum biopsi dan analisis histologis.

Manfaat Pemeriksaan Radiologi Dini

  • Mengurangi ukuran intervensi bedah yang dibutuhkan, karena jika tumor ditemukan saat masih kecil, perawatan konservatif atau radikal yang lebih sedikit dapat diterapkan.
  • Mengurangi morbiditas—cukup penting untuk mempertahankan fungsi rahang, estetika wajah, dan kecepatan penyembuhan.
  • Menghemat biaya dan waktu pasien jika diagnosa bisa dilakukan lebih cepat, dibandingkan dengan perawatan yang lebih berat dan kompleks akibat keterlambatan.

***

Ameloblastoma adalah tumor odontogenik yang relatif jarang tetapi secara lokal agresif. Studi di Yogyakarta menunjukkan prevalensi sebesar sekitar 1,16%, lokasi dominan di mandibula posterior, tipe pleksiform, dan intervensi radikal sebagai pilihan perawatan dalam banyak kasus.  Radiologi—termasuk panoramik dan bila perlu CBCT—adalah alat yang sangat penting dalam identifikasi awal tumor odontogenik. Deteksi dini memungkinkan intervensi yang lebih konservatif dan hasil yang lebih baik untuk pasien. Untuk memaksimalkan manfaatnya, perlu adanya skrining radiografi berkala, akses ke teknologi radiologi yang memadai, dan pendidikan bagi praktisi agar mampu mengenali tanda-tanda radiografis awal ameloblastoma.

Referensi
YASMINE PUTRI CAESARINA, drg. Elizabeth Riyati Titi Astuti, M.Kes., Sp.BM.; drg. Rahardjo, S.U., Sp.BM., PREVALENSI AMELOBLASTOMA DAN DISTRIBUSI AMELOBLASTOMA SERTA PERAWATANNYA DI POLIKLINIK BEDAH MULUT RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE 2009-2013, https://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian_downloadfiles/753329

Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik

Tags

Bagikan Berita

Berita Terkait
8 Desember 2025

Hubungan Kanker Mulut dengan Kebiasaan Merokok

7 Desember 2025

Teknik Perawatan Scaling dan Root Planing Modern

6 Desember 2025

Orthodontic Miniscrews: Keamanan dan Efektivitas

id_ID