Gigi supernumerary adalah gigi tambahan yang muncul melebihi jumlah biasa dalam gigi permanen. Kondisi ini sering dikaitkan dengan kelainan kongenital seperti Cleidocranial Dysplasia (CCD), yang ditandai oleh gigi supernumerary banyak, keterlambatan erupsi gigi permanen, serta variasi morfologi gigi dan struktur rahang. Sebelum intervensi ortodontik atau bedah, sangat penting untuk mengetahui posisi, morfologi, jumlah, dan hubungan gigi supernumerary dengan gigi permanen serta struktur tulang di sekitarnya. Di sinilah Cone Beam Computed Tomography (CBCT) memiliki peran vital karena memberikan citra tiga dimensi yang akurat, tidak tumpang tindih, dan mampu memperlihatkan orientasi bukolingual, sudut akar, dan hubungan spasial.
Studi Terkait
Sebuah artikel dalam Jurnal MKGK FKG UGM berjudul “Gambaran cone-beam computed tomography pada kasus Cleidocranial Dysplasia” yang ditulis oleh Efie Mariyam Nursari, Menik Priaminiarti, Bramma Kiswanjaya, Eva Fauziah, Hanna H Bachtiar-Iskandar melaporkan dua kasus CCD yang dievaluasi menggunakan CBCT untuk mendapatkan gambaran lengkap posisi dan karakteristik gigi supernumerary. Temuan radiografik gigi multiple supernumerary di rahang atas dan bawah serta keterlambatan pertumbuhan gigi-gigi permanen pada kedua pasien, serta adanya kelainan tumbuh kembah pada struktur kranium, tulang-tulang wajah, maksila dan mandibula. CBCT mengatasi kelemahan atau kekurangan pada radiograf dua dimensi, khususnya evaluasi dalam arah bukolingual.
Berdasarkan temuan tersebut diketahui bahwa CBCT mampu:
- Menunjukkan multiple supernumerary baik di rahang atas maupun bawah.
- Mengidentifikasi keterlambatan erupsi gigi permanen yang mungkin disebabkan karena kehadiran supernumerary.
- Memperlihatkan kelainan pada struktur tulang wajah, termasuk maksila dan mandibula.
- Menyediakan visualisasi yang tidak hanya dari satu sudut, tapi arah-bukolingual dan pandangan 3 dimensi lainnya yang tidak bisa dicapai dengan radiografi 2D.
Keunggulan CBCT dibanding Radiografi 2D dalam Supernumerary
Berdasarkan studi dan literatur pendukung, berikut kelebihan utama CBCT:
- Visualisasi 3D dan Bukolingual
Posisi supernumerary bisa berada di belakang atau samping gigi permanen; CBCT memungkinkan menentukan orientasi bukolingual yang sering tersembunyi dalam radiografi 2D. - Penentuan Interaksi dengan Gigi Tetangga
CBCT memungkinkan melihat apakah supernumerary menekan atau menyebabkan resorpsi akar gigi permanen, apakah menyebabkan keterlambatan erupsi. - Perencanaan Bedah / Ortodontik
Dengan data CBCT, dokter dapat merencanakan ekstraksi supernumerary secara tepat, memilih pendekatan bedah, memprediksi komplikasi, dan memastikan keselamatan struktur anatomi vital (saraf, sinus, dll.). - Evaluasi Morfologi Mahkota dan Akar
CBCT bisa menampilkan mahkota supernumerary, bentuk mahkota, akar, bahkan akar tambahan atau tupai akar tidak biasa.
Tantangan dan Pertimbangan
- Paparan Radiasi: Walau CBCT radiasinya lebih tinggi dibandingkan radiografi 2D, untuk kasus supernumerary yang kompleks manfaat potensial sering dianggap lebih besar — tetap harus menerapkan prinsip ALARA dan menggunakan voxel size serta field of view yang sesuai.
- Biaya dan Ketersediaan: Perangkat CBCT tidak selalu tersedia di semua klinik atau fasilitas kesehatan; biaya pemeriksaan bisa menjadi penghambat.
- Kemampuan Interpretatif: Harus ada keahlian radiologi gigi untuk membaca citra CBCT dengan tepat; salah interpretasi bisa menyebabkan ekstraksi atau perawatan yang tidak tepat.
***
CBCT memiliki peran krusial dalam evaluasi posisi gigi supernumerary, terutama dalam kasus kompleks seperti Cleidocranial Dysplasia. Dengan kemampuan visualisasi tiga dimensi termasuk arah bukolingual, dan detail morfologi dan posisi supernumerary terhadap gigi permanen dan struktur anatomi lainnya, CBCT memfasilitasi diagnosis yang lebih tepat dan intervensi yang lebih aman dan efektif. Dalam konteks klinis, pilihan penggunaan CBCT harus disertai pertimbangan radiasi, biaya, dan keahlian interprestasi, namun manfaatnya bagi kasus supernumerary yang kompleks sangat besar.
Referensi
MKGK, Efie Mariyam Nursari, Menik Priaminiarti, Bramma Kiswanjaya, Eva Fauziah, Hanna H Bachtiar-Iskandar, Gambaran cone-beam computed tomography pada kasus Cleidocranial Displasia, https://jurnal.ugm.ac.id/mkgk/article/view/81954
Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Illustrasi Chatgpt AI