Berita

/

Berita Terbaru, SDG 12, SDG 14, SDG 3, SDG 9

Biofilm dan Biomaterial: Tantangan Ketahanan Permukaan pada Sistem Prostetik

Salah satu tantangan utama dalam penggunaan biomaterial untuk sistem prostetik adalah pembentukan biofilm. Biofilm merupakan komunitas mikroorganisme yang melekat pada permukaan biomaterial, dilindungi oleh matriks polimer ekstraseluler yang mereka hasilkan. Kehadiran biofilm pada permukaan prostetik, seperti gigi tiruan, implan, atau restorasi, dapat menurunkan ketahanan permukaan, memicu inflamasi, bahkan menyebabkan kegagalan klinis.

Biofilm dan Tantangan dalam Sistem Prostetik

Biofilm yang terbentuk pada permukaan prostetik sulit dihilangkan dengan pembersihan konvensional. Streptococcus mutans dan Streptococcus sanguinis, misalnya, adalah bakteri rongga mulut yang berperan penting dalam kolonisasi awal dan pembentukan biofilm. Interaksi biofilm dengan biomaterial dapat mempercepat degradasi, meningkatkan risiko infeksi, dan menurunkan umur pakai prostetik.

Biomaterial dan Inovasi Antibiofilm

Penelitian terus berkembang untuk menghasilkan biomaterial dengan sifat antibiofilm. Salah satu pendekatan inovatif adalah penggunaan bahan alami berbasis kitosan, yang berasal dari limbah perikanan seperti kulit udang.

Sebagaimana ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, Tira Aisah Puspasari, dengan bimbingan Prof. drg. Tetiana Haniastuti, M. Kes., Ph. D. dan Prof Dr. rer. nat. Triana Hertiani S. Si., M. Si., Apt. yang berjudul “Potensi Nanokitosan dari Kulit Udang Galah Dalam Menghambat Pembentukan dan Degradasi Biofilm Streptococcus mutans dan Streptococcus sanguinis”, nanokitosan memiliki aktivitas antibakteri dan mampu menghambat pembentukan biofilm dengan efektif. Penelitian ini menegaskan bahwa nanokitosan berpotensi menjadi kandidat bahan tambahan dalam pengembangan biomaterial prostetik modern.

Tantangan dan Prospek Masa Depan

Meskipun berbagai inovasi biomaterial telah dikembangkan, masih terdapat tantangan besar, seperti:

  • Ketahanan jangka panjang biomaterial dalam lingkungan rongga mulut.
  • Risiko resistensi mikroba terhadap agen antibiofilm.
  • Keseimbangan antara sifat mekanis, estetika, dan biokompatibilitas biomaterial.

Di masa depan, integrasi antara nanoteknologi, biopolimer alami, dan rekayasa permukaan biomaterial akan memainkan peran penting dalam menciptakan sistem prostetik yang lebih tahan terhadap pembentukan biofilm.

***

Biofilm tetap menjadi salah satu ancaman terbesar terhadap keberhasilan sistem prostetik. Namun, inovasi dalam bidang biomaterial, terutama melalui pemanfaatan nanokitosan dari limbah hayati, membuka peluang baru untuk meningkatkan ketahanan permukaan prostetik. Dengan riset berkelanjutan, sistem prostetik di masa depan diharapkan mampu menggabungkan kekuatan mekanis, estetika, biokompatibilitas, serta kemampuan ketahanan terhadap biofilm.

Referensi
Tira Aisah Puspasari, Prof. drg. Tetiana Haniastuti, M. Kes., Ph. D; Prof Dr. rer. nat. Triana Hertiani S. Si., M. Si., Apt., Potensi Nanokitosan dari Kulit Udang Galah Dalam Menghambqt Pembentukan dan Degradasi Biofilm Streptococcus mutans dan Streptococcus sanguinis, https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/219362

Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik

Tags

Bagikan Berita

Berita Terkait
10 Desember 2025

Mahasiswa FKG UGM Raih Juara 2 di International Dental Quiz di Universitas Syiah Kuala, Aceh

10 Desember 2025

FKG UGM ke ‘Kota Bengawan’, Kawal Persiapan Pembukaan Program Studi Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi FKG UMS

9 Desember 2025

Perawatan Resesi Gingiva Dengan Teknik Minimal Invasif

id_ID