Berita

/

Artikel, Berita Terbaru

Bedah Cleft Lip dan Palate: Strategi Multidisipliner

Kelainan bibir sumbing (cleft lip) dan langit-langit sumbing (cleft palate) merupakan salah satu kelainan kongenital paling umum di bidang maksilofasial. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada estetika wajah, tetapi juga memengaruhi fungsi pengunyahan, bicara, nutrisi, dan psikososial anak. Penanganannya memerlukan pendekatan multidisipliner yang melibatkan bedah mulut dan maksilofasial, ortodonti, terapi wicara, gizi, keperawatan, dan psikologi. Tujuannya adalah menciptakan hasil yang optimal, baik dari segi anatomi, fungsi, maupun kualitas hidup.

Aspek Multidisipliner dalam Manajemen

  1. Bedah Mulut dan Maksilofasial
    Merupakan inti intervensi untuk menutup celah bibir dan/atau langit-langit, memperbaiki kontur wajah serta struktur nasal dan alveolar.
  2. Ortodonti dan Prosedur Pre-Bedah
    Melibatkan persiapan praoperatif, seperti molding alveolar, dan perawatan rahang dan gigi selama tumbuh kembang anak.
  3. Terapi Wicara & Patofonasi
    Pasien cleft sering mengalami gangguan resonansi/nasalitas suara; intervensi wicara diperlukan pascaoperasi.
  4. Ahli Gizi
    Pada usia bayi hingga anak kecil, kebutuhan nutrisi menjadi sangat penting agar tumbuh kembang dan persiapan operasi berjalan optimal.
  5. Psikologi & Rehabilitasi Sosial
    Mendukung anak dan keluarga dalam menghadapi stigma sosial, meningkatkan kepercayaan diri, dan mendukung integrasi sosial.

Evaluasi Teknik Bedah: Berdasarkan Penelitian

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa FKG UGM, Anggraeny Putri Sekar Palupi dengan bimbingan Prof. drg. H. Soelistiono, Sp.BM(K)  berjudul “Perbandingan hasil operasi metode Millard I dengan metode Cronin pada kasus bibir sumbing satu sisi komplit dengan menggunakan Cleft Lip Component Symmetry Index (CLCSI)” menunjukkan bahwa antara metode Millard I dan metode Cronin tidak ditemukan perbedaan bermakna pada ukuran simetri bibir (lebar dasar nostril, tinggi philtrum, tinggi vermillion, lebar Cupid’s bow) enam bulan pasca operasi.
Hasil ini menegaskan bahwa keberhasilan operasi sangat bergantung pada faktor-teknik, keahlian operator, dan perencanaan, bukan semata metode yang digunakan.

Strategi Klinis yang Direkomendasikan

  • Persiapan praoperasi yang matang: evaluasi anatomi, kondisi medis anak, nutrisi, dan kondisi keluarga.
  • Pemilihan metode bedah yang sesuai dengan kasus: mempertimbangkan celah satu-sisi atau dua-sisi, berat ringan, kondisi alveolar dan nasal.
  • Tindakan lanjutan pasca bedah: kontrol pertumbuhan rahang dan gigi, terapi wicara, dan revisi bedah bila diperlukan setelah masa pertumbuhan selesai.
  • Tim lintas disiplin aktif sejak diagnosis awal hingga akhir tumbuh anak; komunikasi yang baik antar anggota tim sangat penting.

***

Penanganan cleft lip dan palate bukan hanya tindakan bedah tunggal, tetapi melibatkan banyak disiplin ilmu agar hasil yang diperoleh komprehensif, baik secara anatomi, fungsional, maupun sosial. Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan antara metode bedah mungkin minimal jika faktor lain sudah optimal. Oleh karena itu, keberhasilan bergantung pada persiapan, teknik, tim multidisipliner, dan tindak lanjut yang berkelanjutan.

Referensi
PALUPI, Anggraeny Putri Sekar, Pof. drg. H. Soelistiono, Sp.BM(K), Perbandingan hasil operasi metode Millard I dengan metode Cronin pada kasus bibir sumbing satu sisi komplit dengan menggunakan Cleft Lip Component Symmetry Index (CLCSI), https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/33688

Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik

Tags

Bagikan Berita

Berita Terkait
9 Desember 2025

Perawatan Resesi Gingiva Dengan Teknik Minimal Invasif

9 Desember 2025

FKG UGM dan RSUD Temanggung Perkuat Kolaborasi Penugasan Spesialis BMM & Wahana Pendidikan Residen

9 Desember 2025

Tim PKM-KC FKG UGM Raih Emas & Perunggu di PIMNAS 2025

id_ID