Berita

/

Artikel, Berita Terbaru

Manajemen Infeksi Pasca Ekstraksi Gigi

Ekstraksi gigi merupakan salah satu prosedur paling umum dalam bidang kedokteran gigi. Meskipun tindakan ini tergolong rutin, komplikasi berupa infeksi pasca pencabutan masih menjadi masalah yang sering dijumpai. Infeksi dapat memperpanjang waktu penyembuhan, meningkatkan rasa nyeri, serta menimbulkan risiko sistemik terutama pada pasien dengan kondisi medis tertentu. Oleh karena itu, manajemen infeksi pasca ekstraksi gigi secara bijak menjadi hal yang penting dalam praktik kedokteran gigi modern.

Penyebab dan Faktor Risiko Infeksi Pasca Ekstraksi

Infeksi setelah pencabutan gigi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Kondisi kebersihan rongga mulut yang buruk sebelum tindakan.
  • Trauma berlebih saat ekstraksi, yang menyebabkan luka terbuka luas.
  • Sisa jaringan nekrotik atau debris di dalam soket gigi.
  • Sistem imun pasien yang rendah, misalnya pada penderita diabetes atau lansia.
  • Kegagalan dalam menjaga perawatan pasca tindakan, seperti tidak berkumur atau menyentuh area luka.

Penelitian Terkait

Penelitian yang dilakukan mahasiswa FKG UGM, Salma Mutiara Sani dengan bimbingan drg. Yosaphat Bayu Rosanto, MDSc., Sp.BMM., Subsp.IDM(K) dan Dr. drg. Maria Goreti Widiastuti, Sp.BMM(K) berjudul “Profil Penggunaan Antibiotik dan Peta Kuman pada Pasien Pencabutan Gigi di RSGM UGM Prof. Soedomo Yogyakarta” menjelaskan bahwa penggunaan antibiotik pada pasien pencabutan gigi masih cukup tinggi. Jenis antibiotik yang paling sering diresepkan adalah amoksisilin, dengan durasi pemberian rata-rata lima hari. Penelitian tersebut juga menemukan adanya berbagai jenis bakteri penyebab infeksi, antara lain Klebsiella pneumoniae ssp. pneumoniae, Enterobacter cloacae complex, dan Staphylococcus aureus.
Hasil ini menunjukkan pentingnya pengendalian penggunaan antibiotik yang bijak dan berbasis bukti ilmiah untuk mencegah resistensi serta mengoptimalkan penyembuhan luka pasca ekstraksi.

Prinsip Manajemen Infeksi yang Bijak

  1. Pencegahan Lebih Utama daripada Pengobatan
    Pembersihan rongga mulut sebelum tindakan, penggunaan antiseptik, serta teknik pencabutan atraumatik dapat mengurangi risiko infeksi secara signifikan.
  2. Penggunaan Antibiotik Secara Rasional
    Antibiotik tidak selalu dibutuhkan pada setiap kasus ekstraksi. Pemberian hanya dilakukan bila terdapat indikasi jelas seperti adanya tanda infeksi aktif, penyebaran ke jaringan sekitar, atau kondisi sistemik pasien yang berisiko tinggi.
  3. Perawatan Luka Pasca Ekstraksi
    Pasien perlu menjaga kebersihan area luka, menghindari makanan keras, dan melakukan kontrol rutin ke dokter gigi.
  4. Pemantauan Klinis dan Edukasi Pasien
    Edukasi pasien tentang tanda-tanda infeksi seperti nyeri yang meningkat, pembengkakan, atau keluarnya nanah sangat penting agar dapat segera dilakukan penanganan.

Implikasi Klinis dan Kesehatan Masyarakat

Manajemen infeksi yang baik tidak hanya memperbaiki hasil klinis individu, tetapi juga mencegah penyebaran resistensi antibiotik di masyarakat. Penggunaan antibiotik yang rasional dan selektif sesuai hasil kultur atau panduan nasional merupakan langkah strategis menuju praktik kedokteran gigi yang berkelanjutan.

***

Infeksi pasca ekstraksi gigi dapat dicegah melalui penerapan prinsip manajemen yang bijak, mencakup teknik pencegahan, penggunaan antibiotik yang rasional, serta edukasi pasien. Berdasarkan hasil penelitian di RSGM UGM Prof. Soedomo, penggunaan antibiotik harus dikendalikan dan disesuaikan dengan kondisi klinis serta hasil pemeriksaan mikrobiologi. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan keberhasilan terapi, tetapi juga berkontribusi terhadap upaya global dalam mencegah resistensi antibiotik.

Referensi
Salma Mutiara Sani, drg. Yosaphat Bayu Rosanto, MDSc., Sp.BMM., Subsp.IDM(K); Dr. drg. Maria Goreti Widiastuti, Sp.BMM(K), Profil Penggunaan Antibiotik dan Peta Kuman pada Pasien Pencabutan Gigi di RSGM UGM Prof. Soedomo Yogyakarta, https://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian_downloadfiles/1330259

Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik

Tags

Bagikan Berita

Berita Terkait
9 Desember 2025

Perawatan Resesi Gingiva Dengan Teknik Minimal Invasif

9 Desember 2025

FKG UGM dan RSUD Temanggung Perkuat Kolaborasi Penugasan Spesialis BMM & Wahana Pendidikan Residen

9 Desember 2025

Tim PKM-KC FKG UGM Raih Emas & Perunggu di PIMNAS 2025

id_ID