Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian penting dari kesehatan umum anak-anak sekolah dasar. Masa anak-anak adalah periode pembentukan kebiasaan yang akan berpengaruh hingga dewasa, termasuk dalam menjaga kebersihan mulut. Untuk itu, pemerintah Indonesia telah mengembangkan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) sebagai bagian dari layanan kesehatan preventif yang diberikan di lingkungan sekolah.
UKGS bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa dalam menjaga kesehatan gigi, serta menurunkan angka kejadian karies melalui pemeriksaan rutin, penyuluhan, dan tindakan promotif. Namun, efektivitas pelaksanaannya masih beragam di berbagai daerah, sehingga diperlukan evaluasi terhadap cakupan dan hasil yang telah dicapai.
Pelaksanaan Program UKGS di Sekolah Dasar
Program UKGS dilaksanakan secara berjenjang melalui kerja sama antara puskesmas, sekolah, dan dinas kesehatan setempat. Kegiatan utamanya meliputi pemeriksaan kesehatan gigi, penyuluhan tentang cara menyikat gigi yang benar, aplikasi fluor topikal, dan pencatatan status kebersihan gigi siswa.
Namun, cakupan UKGS di beberapa daerah masih menghadapi kendala seperti keterbatasan tenaga kesehatan gigi, minimnya fasilitas, serta kurangnya partisipasi aktif sekolah dan orang tua. Evaluasi rutin diperlukan untuk menilai sejauh mana program ini efektif dalam meningkatkan kebersihan gigi dan mengurangi masalah oral di kalangan siswa sekolah dasar.
Temuan Penelitian Terkait UKGS
Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa FKG UGM, Layli Rohmah Hidayati dengan bimbingan Prof. drg. Sri Kuswandari, MS., Sp.KGA (K)., Ph.D. dan drg. Siti Bale Sri Rantinah, SU., Sp.KGA(K) berjudul “Peran UKGS terhadap Peningkatan Kebersihan Gigi dan Mulut pada Siswa Sekolah Dasar Usia 6–7 Tahun (Kajian pada SDN 1 Terbansari dan SDN 2 Glagahombo)” menunjukkan bahwa pelaksanaan UKGS memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan kebersihan gigi dan mulut siswa. Program ini membantu menumbuhkan kesadaran anak tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi melalui kegiatan edukatif dan pemeriksaan berkala.
Namun, hasil penelitian juga menekankan perlunya evaluasi berkelanjutan dan penyempurnaan mekanisme pelaksanaan UKGS, agar hasil yang dicapai lebih merata di berbagai sekolah, terutama di daerah dengan sumber daya terbatas.
Evaluasi Cakupan dan Tantangan UKGS
Berdasarkan laporan dari berbagai wilayah, cakupan UKGS belum mencapai seluruh sekolah dasar di Indonesia. Beberapa faktor yang memengaruhi efektivitas program antara lain:
- Keterbatasan tenaga kesehatan gigi di puskesmas, yang menyebabkan kegiatan UKGS tidak dapat dilakukan rutin.
- Kurangnya koordinasi antara sekolah dan pihak kesehatan, sehingga jadwal pemeriksaan dan edukasi sering tertunda.
- Minimnya keterlibatan orang tua dalam mendukung kebiasaan menyikat gigi di rumah.
- Keterbatasan anggaran dan fasilitas pemeriksaan di sekolah.
Untuk meningkatkan cakupan, diperlukan pendekatan berbasis komunitas dan teknologi, misalnya dengan memanfaatkan tele-dentistry atau program edukasi digital bagi siswa dan orang tua.
***
Program UKGS merupakan upaya strategis dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah dasar. Meskipun telah memberikan hasil positif, cakupan dan efektivitasnya masih perlu ditingkatkan melalui evaluasi menyeluruh, perbaikan koordinasi lintas sektor, serta pemanfaatan teknologi digital. Dengan penguatan UKGS, diharapkan anak-anak Indonesia dapat tumbuh dengan kondisi gigi yang sehat, mendukung prestasi belajar, dan berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional.
Referensi
LAYLI ROHMAH HIDAYATI, Prof. drg. Sri Kuswandari, MS., Sp.KGA (K)., Ph.D; drg. Siti Bale Sri Rantinah, SU., Sp.KGA(K), PERAN UKGS TERHADAP PENINGKATAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SEKOLAH DASAR USIA 6-7 TAHUN (Kajian pada SDN 1 Terbansari dan SDN 2 Glagahombo), https://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian_downloadfiles/910919
Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik