Berita

/

Berita Terbaru

Esensi Rekreasi Bersama dalam Lingkup FKG UGM: Rekreasi dan Rejuvenasi Akademik

Dalam dinamika di lingkungan akademik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (FKG UGM), keseharian civitas akademika sering kali diwarnai dengan aktivitas yang padat dan berintensitas tinggi: jadwal kuliah klinik, penelitian, pelayanan pasien, hingga kegiatan administratif. Semua itu menuntut fokus, presisi, dan empati yang berkelanjutan. Di tengah ritme yang nyaris tanpa jeda tersebut, kegiatan sederhana seperti rekreasi bersama justru menyimpan nilai yang jauh lebih dalam dari sekadar hiburan. Kegiatan ini merupakan bentuk rejuvenasi kolektif yang memiliki landasan ilmiah dalam psikologi, sosiologi, dan manajemen organisasi.

Ruang Pemulihan Psikologis bagi Tenaga Akademik

Aktivitas nonformal seperti rekreasi memungkinkan terjadinya psychological detachment—yakni pelepasan diri sejenak dari beban pekerjaan. Bagi dosen dan tenaga kependidikan, momen ini menjadi sarana regulasi emosi dan pemulihan stres.

Menguatkan Kohesi Sosial di Lingkungan Akademik

FKG sebagai komunitas ilmiah tidak hanya berdiri di atas kompetensi intelektual, tetapi juga pada jaringan relasi sosial yang sehat antarindividu. Rekreasi bersama menciptakan ruang interaksi egaliter diantara civitas FKG UGM. Interaksi yang bebas dari hierarki formal ini membangun trust dan social capital, dua komponen penting dalam memperkuat kolaborasi akademik. Penelitian oleh Nahapiet dan Ghoshal (1998) menegaskan bahwa modal sosial organisasi berperan besar dalam meningkatkan inovasi dan kinerja kolektif. Dengan demikian, rekreasi bukan hanya agenda rekreatif, melainkan juga strategi kultural dalam membangun fakultas yang inklusif dan solid.

Rejuvenasi Kreativitas dan Produktivitas Akademik

Dari perspektif neuropsikologi, paparan suasana alam dan relaksasi sosial berpengaruh terhadap peningkatan mood, fleksibilitas berpikir, dan kemampuan memecahkan masalah secara kreatif. Bagi lingkungan akademik seperti FKG, hal ini berarti meningkatnya kapasitas untuk berpikir reflektif, menyusun ide penelitian baru, atau bahkan menemukan pendekatan pedagogis yang lebih humanistik. Dengan kata lain, rekreasi dapat menjadi ruang jeda kreatif di mana ide-ide segar lahir dari tawa, obrolan ringan, atau permainan sederhana di luar ruang kerja.

Membangun Budaya Akademik yang Humanis

Dalam era pendidikan tinggi yang kian berorientasi pada hasil (outcome-based education), penting untuk mengingat bahwa manusia di balik sistem akademik tetaplah makhluk sosial yang membutuhkan kehangatan dan kebersamaan. Rekreasi bersama menghidupkan kembali nilai-nilai humanis—seperti empati, kolaborasi, dan kepedulian—yang menjadi fondasi profesi kedokteran gigi itu sendiri. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai bentuk nyata well-being management di lingkungan akademik, di mana kesejahteraan emosional menjadi bagian dari strategi pengembangan sumber daya manusia.

Wulansari, S,S, Kepala Kantor Administrasi FKG UGM menyatakan “Rekreasi bersama di lingkup FKG UGM bukanlah kegiatan selingan, tetapi merupakan intervensi sosial dan psikologis yang bernilai ilmiah. Aktivitas seperti ini dapat memperkuat keseimbangan mental, mempererat jejaring sosial, serta menyuburkan kreativitas akademik. Ketika civitas FKG UGM tertawa bersama di ruang terbuka, sesungguhnya yang dipulihkan bukan hanya energi tubuh, tetapi juga semangat kolektif untuk terus belajar, mengajar, dan melayani dengan hati yang segar”.

Penulis: Andri Wicaksono | Foto: Fajar Budi Harsakti

Tags

Bagikan Berita

Berita Terkait
4 Desember 2025

Desain Restorasi Komposit Estetik

3 Desember 2025

Belajar dari Para Maestro Implant Dunia: Kisah Perjalanan Ilmiah Departemen Periodonsia FKG UGM di The 8th Indonesian Symposium of Implant Dentistry (ISID 8)

3 Desember 2025

Dua Dekade Berlalu, Alumni FKG UGM Angkatan 2005 Pulang ke Kampus: Serahkan Donasi Pendidikan & Tanam Pohon

id_ID