Berita

/

Artikel, Berita Terbaru

Radiografi Bitewing Digital untuk Deteksi Karies Sekunder Restorasi

Karies sekunder restorasi adalah kerusakan yang muncul di sekitar tepi atau di bawah restorasi gigi, seringkali tidak terlihat langsung secara visual. Deteksi dini karies sekunder penting untuk mencegah kegagalan restorasi dan kerusakan jaringan pendukung gigi. Radiografi bitewing digital merupakan salah satu metode yang banyak digunakan dalam diagnosis karies proksimal dan dapat juga membantu mendeteksi karies sekunder restorasi. Metode ini menawarkan kenyamanan, resolusi yang lebih baik, dan dosis radiasi yang lebih rendah dibanding metode radiografi konvensional, apabila dilakukan dengan teknik dan proteksi yang tepat.

Temuan Utama

Berdasarkan narrative review yang ditulis di Jurnal MKGK FKG UGM, MKGK, oleh mahasiswa FKG UGM Lathifa Dewanti Nugroho, dengan bimbingan drg. Ryna Dwi Yanuaryska, Ph.D. dan Dr. drg. Rini Widyaningrum, M.Biotech., radiografi bitewing dijelaskan sebagai metode standar untuk deteksi karies proksimal karena kemampuannya untuk mencitrakan mahkota gigi dari permukaan distal kaninus hingga distal molar paling posterior tanpa tumpang tindih. Teknologi pendukung seperti Near-Infrared Light Transillumination (NILT) juga dikaji sebagai alternatif. Radiografi bitewing merupakan metode standar untuk deteksi karies proksimal karena dapat mencitrakan mahkota gigi dari permukaan distal kaninus hingga distal permukaan molar paling posterior tanpa tumpang tindih. Review tersebut menyebutkan bahwa meskipun NILT memiliki kelebihan—lebih sensitif dalam mendeteksi demineralisasi tahap awal dan tanpa radiasi pengion—radiografi bitewing tetap diperlukan sebagai standar terutama untuk mendeteksi karies proksimal yang telah lebih dalam atau di bawah restorasi restorasi, termasuk restorasi sekunder. 

Kelebihan dan Kekurangan Radiografi Bitewing Digital dalam Karies Sekunder

Kelebihan

  1. Resolusi & Detail
    Radiografi digital memiliki kemampuan untuk memperbesar citra, memperlihatkan perbedaan radiopasitas yang halus pada tepi restorasi, margin, dan jaringan sekitar.
  2. Kemudahan Penyimpanan & Akses
    Citra digital lebih mudah disimpan, dibagikan, dan dibandingkan pada kontrol follow-up.
  3. Dosis Radiasi yang Relatif Lebih Rendah
    Dengan penggunaan sensor digital dan pengaturan exposure yang optimal, radiografi bitewing digital bisa meminimalisasi paparan sinar-X sesuai prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable). 
  4. Standard Diagnostik
    Karena radiografi bitewing telah lama dipakai sebagai standar dalam mendeteksi karies proksimal dan restorasi, banyak literatur pembanding sehingga interpretasi menjadi lebih valid.

Kekurangan / Keterbatasan

  • Kesulitan mendeteksi karies yang berada sangat dalam atau di bawah restorasi logam yang menimbulkan artefak atau hambatan sinar-X.
  • Overlap antar gigi atau posisi restorasi bisa menyulitkan interpretasi untuk karies sekunder.
  • Ketergantungan pada teknik pengambilan gambar: posisi pasien, sensor, exposure, dan kualitas alat sangat mempengaruhi hasil.
  • Risiko radiasi, meskipun kecil, tetap ada jika pemeriksaan sering diulang.

Rekomendasi Klinis

  • Gunakan radiografi bitewing digital sebagai metode pertama atau rutin dalam pemeriksaan periodik restorasi, terutama pada restorasi kontak atau margin restorasi yang diduga mulai rusak.
  • Paduan antara pemeriksaan visual, radiografi digital, dan metode non-radiasi seperti NILT jika tersedia, untuk meningkatkan deteksi dini.
  • Pastikan teknik pengambilan gambar yang baik: sensor digital yang sensitif, exposure yang sesuai, posisi pasien dan sensor yang benar untuk meminimalkan overlap dan artefak.
  • Terapkan prinsip ALARA agar paparan radiasi seminimal mungkin, terutama pada pasien anak atau restorasi berulang.

***

Radiografi bitewing digital tetap merupakan standar dalam mendeteksi karies proksimal dan restorasi sekunder. Meskipun metode-non radiasi seperti NILT menawarkan keunggulan dalam sensitivitas dan keamanan, radiografi bitewing memiliki keunggulan dalam penetrasi sinar untuk restorasi dan kedalaman karies, serta tersedia secara luas. Kombinasi metode, teknik optimal, dan penggunaan digital dapat meningkatkan deteksi, efisiensi, dan outcome klinis restorasi.

Referensi
MKGK, Lathifa Dewanti Nugroho, drg. Ryna Dwi Yanuaryska, Ph.D., Dr. drg. Rini Widyaningrum, M.Biotech., Deteksi karies proksimal menggunakan radiografi bitewing dan near-infrared light transillumination, https://jurnal.ugm.ac.id/mkgk/article/download/100770/40270

Penulis: Rizky B. Hendrawan | Foto: Freepik

Tags

Bagikan Berita

Berita Terkait
18 Oktober 2025

CBCT pada Penatalaksanaan Cleft Lip and Palate (Bibir Sumbing)

17 Oktober 2025

Gambaran Radiografis Bone Graft Menyerupai Odontoma Compound

16 Oktober 2025

Radiografi Lateral Cephalometric untuk Analisis Sudut Fasial

id_ID